LAPORAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
UPAH DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKALAN
Oleh:
1. Trias Novita Ellsadayna 120541100031
2. Muthmainnah 120541100027
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Daftar Isi..........................................................................................................
ii
I. Latar Belakang ............................................................................................. 1
II. Tinjauan Pustaka ............. .......................................................................... 1
2.1 Upah
Kerja.............................................................................................
1
2.2
Kepuasan Kerja .................................................................................... 4
III. Definisi Operasional...................................................................................
6
IV. Indikator.........................
.......................................................................... 6
V. Panduan Wawancara...................................................................................
7
VI. Kesimpulan................................................................................................
7
VII. Verbatim .................................................................................................. 8
Daftar Pustaka ................................................................................................. 9
I. LATAR BELAKANG
Pada jaman sekarang ini, kebanyakan orang menyukai pekerjaan yang memberi
mereka kesempatan untuk menggunakan skill, kemampuan, dan menawarkan berbagai
tugas, kebebasan dan timbal balik. Para karyawan juga menginginkan sistem
kompensansi dan kebijakan yang dipandang adil, tidak ambigu dan sesuai dengan
ekspektasi mereka. Ketika suatu kompensansi dianggap sesuai dengan tuntutan
kerja, tingkat skill individual, dan standar gaji komunitas, makahal ini dapat
menimbulkan kepuasan kerja.
Karyawan peduli terhadap lingkungan kerjanya baik demi
kenyamanan pribadinya maupun memfasilitasinya supaya bekerja dengan baik. Dalam
penelitian ini, yang menggunakan teknik wawancara adalah untuk mengetahui
bagaimana kaitan antara sistem pengupahan di suatu organisasi atau industri
dengan kepuasan yang dirasakannya. Rang pergi bekerja tidak melulu hanya untuk
mengejar uang ataupun pencapaian dalam bentuk fisik, namun juga dalam bentuk
psikis dan secara batin.
Pada akhirnya kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya
termasuk juga dengan upah yang diterimanya sebagai kompensansi pekerjaannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Upah Kerja
Sistem upah pada umumnya
dipandang sebagai suatu alat untuk mendistribusikan upah kepada karyawan. Pendistribusian
ini ada yang berdasarkan pada produksi, lama kerja, lamanya dinas dan
berdasarkan kebutuhan hidup. (Maier, 1965)
Upah
merupakan balas jasa yang merupakan pengeluaran pihak pengusaha, yang diberikan
kepada para buruhnya atas penyerahan jasa-jasanya dalam waktu tertentu kepada
pihak pengusaha (Kartasapoetra, dkk, 1992). Upaha adalah suatu penerimaan
sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk suatu pekerjaan ataau jasa
yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang
ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan
dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja,
termasuk tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya (PP No. 8
tahun 1981)
Upah
sebenarnya merupakan salah satu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh
pengusaha dan buruh atau karyawan serta pemerintah. Menurut undang-undang
kecelakaan tahun 1947 No. 33 pasal yang disebut upah ialah semua pembayaran
yang berbentuk uang yang diterima oleh buruh sebagai ganti pekerjaan. Menurut
Edwin B. Flippo, upah adalah harga untuk balas jasa yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain. Ini berarti upah adalah hadiah kerja yang
diberikan dalam bentuk finansial.
A. Sistem Upah
Ada
beberapa sistem yang dapat digunakan untuk mendistribusikan upah. Masing-masing
sistem itu mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap dorongan atau semangat
kerja serta nilai-nilai yang dicapai. Secara mendasar pemberian upah memiliki
tiga tujuan sebagai berikut:
1.
Menarik pekerja-pekerja berbakat agar
masuk ke dalam perusahaan tersebut
2.
Mempertahankan karyawan terbaik agar tidak
pindah ke perusahaan lain
3.
Memotivasi karyawan tersebut dalam bekerja
Empat macam sistem upah yang secara umum dapat diklasifikasikan
1.
Sistem upah menurut pakan memiliki upah
harian di atas upah satuan produksiroduksi
Upah ini membedakan karyawan berdasarkan atas kemampuan masing-masing
(sesuai dengan individual differences). Sistem ini menguntungkan bagi mereka
yang cerdas dan energis, tetapi kurang menguntungkan karyawan yang kemampuannya
sudah mulai mundur, inferior dan lanjut usia.
2.
Sistem upah menurut lamanya kerja
Sistem ini tidak membedakan umur, pengalaman, juga tidak membedakan
kemampuan. Berpijak dari dasar ini maka karyawan yang berusia yang kurang
berpengalaman, maupun yang inferior.
3.
Sistem upah menurut senioritas
Sistem ini mendorong orang untuk lebih setia dan loyal terhadap perusahaan
dan lembaga kerja. Sistem ini menguntungkan bagi orang-orang yang lanjut usia
dan juga bagi orang-orang muda yang di dorong untuk tetap masih bekerja pada
suatu perusahaan, hal ini disebabkan adanya harapan jika sudah tua akan lebih
mendapat perhatian.
4.
Sistem upah menurut kebutuhan
Sistem ini memberikan upah yang lebih besar kepada mereka yang sudah kawin
dan berkeluarga. Seandainya semua kebutuhan itu dipenuhi maka upah itu akan
mempersamakan standart hidup semua orang. Segi positif sistem ini adalah
memberika perasaan aman disebabkan karena hasil seseorang menjadi tanggung
jawab perusahaan atau masyarakat. Perwujudan dari rasa aman ini karena
diwujudkan dalam bentuk pengobatan, ongkos, ganti perawatan, pangan, sandang
dan perumahan.
B. Sistem Pemberian Upah di Indonesia
a.
Upah menurut waktu
Sistem upah dimana besarnya upah
didasarkan pada lama bekerja seseorang. Satuan waktu dihitung per jam, per
hari, per minggu, atau per bulan.
b.
Upah menurut satuan hasil
Menurut sistem ini besarnya upah
didasarkan pada jumlah barangyang dihasilkan seseorang.
c.
Upah borongan
Menurut sistem ini pembayaran upah
berdasarkan atas kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima pekerjaan.
d.
Sistem bonus
Sistem bonus adalah pembayaran tambahan
diluar upah atau gaji yang ditujukan merangsang agar pekerja dapat menjalankan
tugasnya lebih baik dan penuh tanggung jawab, dnegan harapan keuntungan lebih
tinggi. Makin tinggi keuntungan yang diperoleh, makin besar bonus yang
diberikan pada pekerja.
e.
Sistem Mitra Usaha
Dalam sistem ini pemberian upah diberikan
dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada
perorangan melainkan pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut. Dengan
demikian hubungannya dapat ditingkatkan menjadi hubungan mitra kerja.
C. Syarat bagi suatu rencana dan sistem upah yang baik.
Hasley mengajukan beberapa macam syarat
untuk dipenuhi terhadap rencana dan sistem upah yang baik, yaitu:
1.
Adil bagi pekerja dan pemimpin perusahaan
2.
Sistem upah sebaiknya bisa mempunyai
potensi untuk mendorong semangat kerja karyawan dalam produktivitas kerja
3.
Selain upah dasar (standar) perlu
disediakan pula upah perangsang sebagai imbalan tenaga yang dikeluarkan oleh
karyawan
4.
Sistem upah itu sebaiknya harus mudah
dimengerti artinya jangan berbelit-belit sehingga karyawan akan sulit
memahaminya.
2.2
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah
tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari
bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja
(Tangkilisan, 2005, p.164). Berdasarkan Robbins (2003, p.30), kepuasan kerja
adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya
yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasan terjadi apabila
kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat
kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan karyawan yang erat kaitannya dengan
imbalan-imabalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah
pengorbanan.
Berdasarkan pendapat Luthans
(2006, p243), kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai
seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting. Davis
(1985) dalam Mangkunegara (2005:117) mengemukakan bahwa “job satisfaction is
related to a number of major employee variables, such as turnover, absences,
age, occupation, and size of the organization in which an employee works”.
Berdasar pendapat tersebut, Mangkunegara (2005:117) mengemukakan bahwa kepuasan
kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turnover, tingkat absensi,
umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan. Senada dengan
pengertian kepuasan kerja yang diajukan oleh Handoko (2001:193), yaitu keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana seseorang
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif terhadap pekerjaan dan
segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
A. Dimensi Kepuasan Kerja
Menurut Smith, Kendall
& Hulin (dalam Luthans, 2006:243) ada beberapa dimensi kepuasan kerja yang
dapat digunakan untuk mengungkapkan karakteristik penting mengenai pekerjaan,
dimana orang dapat meresponnya. Dimensi itu adalah:
a. Pekerjaan itu sendiri
(Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai
dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
b. Atasan (Supervision),
atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan,
atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus
atasannya.
c. Teman sekerja (Workers),
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan
atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
d. Promosi (Promotion),
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
e. Gaji/Upah (Pay),
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau
tidak.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Mangkunegara (2005:120)
mengemukakan bahwa ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu
faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya. Faktor yang ada pada
diri pegawai yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin,
kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi,
cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. Sedangkan faktor pekerjaan yaitu
jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu
pengawasan, jaminan keuangan, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan
hubungan kerja.
Pendapat lain
dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya lima faktor yang
menimbulkan kepuasan kerja, yaitu;
1.
Kedudukan (posisi)
Umumnya manusia beranggapan bahwa
seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa puas
dariada karyawan yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah
2.
Pangkat (golongan)
Pada pekerjaan yang mendasarkan pada
tingkat sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang
yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah maka sedikit banyak akan dianggap
sebagai kenaikan pangkat dan kebanggan terhadap kedudukan yang abru itu akan
merubah perilaku dan perasaannya.
3.
Umur
Dinyatakan bahwa ada hubugnan antara
kepuasan kerja dengan umur karyawannya. Umur di antara 25-34 tahun dan umur
40-45 tahun adalah merupakan umu-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang
puas terhadap pekerjaan
4.
Jaminan finansial dan jaminan sosial
Masalah finansial dan jaminan sosial
kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja
5.
Mutu Pengawasan.
Hubungan antara karyawan dnegan pihak
pimpinan sangat penting artinya dlaam menaikkan produktifitas kerja.
C. Efek Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, maka
manager atau pimpinan organisasi harus menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung untuk tercapainya kepuasan kerja tersebut. Menurut Robbins (2001) ada
empat respon karyawan terhadap kepuasan kerja yaitu:
a.
Penilaian untuk tetap bertahan dalam
organisasi
b.
Tidak melakukan upaya menunggu baiknya
kondisi organisasi secara pasif
c.
Tidak melakukan upaya aktif dan
konstruktif untuk memperbaiki kondisi
d.
Tetap perduli dengan kondisi organisasi
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Manajemen harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal itu
mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja,
keluhan-keluhan dan masalah personalia vital lainnya.
III. DEFINISI OPERASIONAL
a.
Kepuasan kerja adalah skor penilaian
kepuasan kerja yang diukur melalui reward (dengan indikator kompensasi dan
penghargaan), punishment (sanksi) dan hubungan sosial (dengan indikator
hubungan rekan sekerja, hubungan atasan-bawahan dan kondisi kerja.
b.
Upah Kerja adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan dalam bentuk intensif uang yang diberikan setiap
bulannya.
IV. INDIKATOR
Menurut Kreitner dan
Kinicki (Wibowo, 2007), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
kepuasan kerja, sebagai berikut.
1) Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan)
Kepuasan yang ditentukan
oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu
untuk memenuhi kebutuhannya.
2) Discrepancies (perbedaan)
Model ini menyatakan
bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan
mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu
dari pekerjaan.
3) Value attainment (pencapaian nilai)
Kepuasan merupakan hasil
dari persepsi pekerjaan yang memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang
penting.
4) Equity (keadilan)
Kepuasan merupakan
fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.
5) Dispositional / genetic components
(komponen genetik)
Model ini didasarkan
pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan
faktor genetik.
V. PANDUAN WAWANCARA
1. Bagaimana perasaan anda dengan kondisi
lingkungan kerja anda?
2. Bagaimana sapaan yang anda dapatkan
dari rekan sekerja dan atasan anda?
3. Bagaimana perasaan anda ketika
menghadapi sapaan yang ada dapatkan?
4. apa alasan anda untuk tetap bekerja
disini?
5. Bagaimana tanggapan anda tentang tugas
yang diberikan oleh atasan kepada anda?
6. Bagaimana perasaan anda terhadap
penghasilan yang anda terima?
7. Berapa penghasilan yang anda terima?
8. Bagaimana anda menilai kepuasan anda
terhadap pekerjaan yang saat ini anda jalani?
9. Apakah pekerjaan anda sudah sesuai
dengan kemampuan anda?
10. Menurut anda apakah penghasilan anda
sesuai dengan jabatan dan kemampuan anda saat ini?
VI. KESIMPULAN
Subyek adalah karyawan
administrasi di ruang kamar operasi bedah. Kepuasan kerja yang dirasakannya
tidak bergantung pada jumlah upah yang diterimanya. Tujuan utama ia bekerja
adalah untuk menambah wawasan dan untuk mengabdikan diri pada masyarakat luas.
Jumlah upah yang diterimanya secara rutin adalah 1.200.000 rupiah dipandang
cukup untuk memenuhi kebutuhannya, meskipun ia sudah mengabdikan diri sebagai
tenaga honorer di rumah sakit tersebut selama 7 tahun dan kenaikan upah per
tahun ada, hanya saja masih minim. Tetapi karena tenaga yang dibutuhkan di
bidang administrasi tidak terlalu banyak jadi gaji yang diterimanya tidak
terlalu dipersoalkan dan sudah lebih dari cukup menurutnya. Pemberian honor
rutin dari pemda di pertengahan bulan, juga ditambah insentif dan jasa
merupakan kompensansi yang diterima. Situasi kerja, suasana kerja, tugas yang
diberikan sesuai dengan kemampuan sudah cukup mendukung kepuasannya, yang
terpenting adalah ia sudah melaksanakan tugas sesuai dengan kewajibannya, dan
semuanya diterima dengan ikhlas.
VII. VERBATIM
Catatan Lapangan
Kondisi tempat
wawancara
|
Wawancara
dilakukan pada malam hari di sisi kiri gedung rektoreat Universitas
Trunojoyo Madura. Tempat wawancara adalah di lantai di antara anak-anak tangga
yang ada. Interviewer dan interviewee duduk berhadapan dengan ‘lesehan’
dengan posisi kaki bersila. Di sisi kiri interviewer ada
kaca atau pintu masuk ke dalam ruang rektorat lantai 1, dan di bawah tangga
tempat proses wawancara berlangsung sebelah sisi kanannya adalah tempat
parkir underground. Proses wawancara dilakukan di luar ruangan, maka angin
yang berhembus cukup kencang sehingga terasa dingin di kulit. Barang-barang yang ada interviewer dan interviewee
adalah Laptop, Tas, Handphone dan tablet. Lampu
yang berada tepat di belakang kepala interviewee membuat wajahnya terlihat gelap
saat disorot kamera, karena cahaya lampu terhalangi oleh kepalanya, tetapi
cahaya tersebut masih mampu untuk menerangi tempat dimana wawancara
berlangsung, sehingga proses wawancara dapat
berlagsung dengan lancar.
|
Rapport dan
Identitas
Subjek
|
Selamat malam mas?
Selamat malam!
Kalau boleh kenalan dulu namanya siapa?
Nama sayaa Moh.
Andy Hariyanto, biasa dipanggil Andy
oh iya nama saya ellsa mas..
nah masnya boleh tau sekarang bekerja dimana?
Saya sekarang
bekerja di RSUD Syamrabu Bangkalan
He’e..
Sudah lama sih..
Sudah berapa bulan/tahun?
Sudah sekitaran
7 tahunan gitu, jalan 7 tahun.
Masnya jabatannya apa ya?
Kebetulan
jabatan saya sekarang di administrasi, bagian kamar operasi kamar bedah.
Oh ya,, baik bisa kita mulai wawancaranya mas..
|
Isi Wawancara
|
Bagainama perasaan mas dengan kondisi lingkungan
kerja?
Yaa,, biasa saja
karena menurut saya… apa ya,, dunia kerja itu sudah merupakan profesi yang harus ditekuni.
Ooh, sering mendapat sapaan nggak dari atasan atau
rekan kerja?
Yah, namanya
interaksi kan pastinya tiap hari mendapat sapaan
Dari sapaan itu mempengaruhi sama kerja mas tidak?
misalkan satu hari nggak mendapat sapaan, mempengaruhi pada kinerja atau
gimana?
Ya nggak, kan
kadang-kadang gini.. apa namanya kalau misalkan ada operasi dan banyak pasien
jarang interaksi sama teman apalagi saya di bagian administrasi, apalagi yang
bagian perawat jarang berintraksi. Karena mereka sibuk dengan pasien yang
ditangani
Jadi sudah biasa ya, tidak terlalu mempedulikan?
Nggak..
Terus alasan mas tetap bekerja selama 7 tahun itu
apa?
Yang pertama sih
cari wawasan yang kedua pengabdian, niatan saya ke bangkalan mencari
pengalaman dan sekalian kuliah.
Oh gitu... Kalau tentang tugas yang diberikan kepada
mas itu sesuai dengan kemampuan mas atau nggak?
Ya sesuai sih,,
awalnya saya bekarja setelah lulus SMA dan awalnya agak sedikit kurang
mengertilah gimana dunia kerja cuman lambat laun akhirnya bisa juga.
Setelah ditekuni akhirnya bisa
He’e
Terus kalau misalkan membicarakan tentang upah yang
diterima gimana
perasaan mas, apakah ada kenaikan atau tetap dari
pertama kali mas bekerja?
Kalau misalkan
masalah kenaikan sih ada kadang pertahun ada, kalau masih 2008 sangat minim
tapi kalau sekarang saya rasakan sudah lebih dari cukup, masalahnya kan di
tempat saya bekerja tidak terlalu memerlukan tenaga banyak jadi saya pandang
sudah cukup gaji segitu
Terus sistem pengupahannya itu seperti apa mas?
Saya kan masuk
sebagai tenaga honorer, saya dibayar oleh kabupaten bangkalan “pemda” dari
rumah sakit juga ada itu termasuk uang insentif atau jasa yang dari
jamkesmas, jamkesda, dan askes
Itu diberikannya rutin tiap bulan atau……??
Itu tiap bulan
Berarti insentif perbulan terus yang dari pemda juga
perbulan?
Iya,, yang dari
pemda perbulan, insentif perbulan dan jasa juga perbulan.
Itu tiap bulan pasti diterima?
Iya pasti
diterima
Biasanya diawal bulan atau pertanggal berapa itu
mas?
Nggak nentu.
Ohh pemberiannya nggak nentu?
Iya, kadang pada
awal bulan dan kadang pertengahan bulan, tapi kebanyakan biasanya tiap
pertengahan bulan. Kayak jasa ataupun insentif biasanya memang di pertengahan
bulan, masalahnya itu juga dari kinerja dokternya sebelumnya di akumulasikan
dan baru kemudian dibagikan kepada semua staf rumah sakit
Biasanya kalau ditotal-total sendiri jumlah gaji
yang diterima berapa?
Kalau gaji yang
pasti diterima tiap bulannya 1.200.000an
1.200.000 itu rutin yang pasti ada gitu?
Iya, itu yang
pasti ada
Menurut mas dengan situasi kerja, suasana kerja,
terus juga dengan tugas yang diberikan beserta upahnya mas puas nggak?
Saya rasa saya
cukup puas karena bagi saya itu
pengabdian yang pertama jadi saya tidak terlalu memandang nominal gajinya, yang penting saya sudah bekerja saya
melaksanakan kewajiban, perkara saya digaji segitu ya saya terima dengan
ikhlaslah
Iya,,
|
Closing
|
Iya terima kasih mas atas waktunya yang sudah diberikan untuk
diwawancarai.
Terima kasih mas..
Sama-sama.
|
Pelaku partisipan secara umum
|
Interviewee
adalah seorang yang kooperatif ketika
diajak melakukan wawancara. Subyek menggunakan kemeja berkeah
bergaris-garis hitam, lengan pendek dengan celana panjang
berbahan jeans. Ketika memulai wawancara, subyek bisa menyesuaikan diri
dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait dengan pekerjaannya dan dapat
menjelaskannya dengan lancar. Pada saat wawancara, posisi
badan subyek santai, dengan kaki kanan ditekuk ke dalam setengah bersila, dan
kaki kiri, menggantung jatuh ke anak tangga dibawahnya. Sedangkan tangan
interviewee memegang handphone sebagai alat perekam suara. Dalam proses wawancara subyek sangat antusias dan serius
dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan interviewer.
|
PENCATATAN HASIL WAWANCARA
Nama Interviewee : AH
Usia
: 25 tahun
Tanggal Interview : 15.06.2014
Kode Interviewee : AH15062014
Nama Interviewer : Trias
Novita Ellsadayna
Kode Interviewer :
TNE15062014
Lokasi
: Samping kiri gedung Rektorat UTM
Comments
Post a Comment