Analisis Kasus Klinis DSM IV

UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH PSIKOLOGI KLINIS


Nama
: Trias Novita Ellsadayna

NIM
: 120541100031


Tanda Tangan
:


Isilah tabel berikut berdasarkan data kasus di Subjek A!
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL:
AXIS I
-          Substance related Disorders
-          Sedative, Hypnotic, or Anxiolytic-related Disorder
-          Reactive Attachment disorder of early childhood
-          Sexual Desire Disorder
AXIS II
-          Parent-child relational problem
-          Sibling relational problem
-          Ciri kepribadian yang menonjol: Keras Kepala, malas, tidak punya pendirian, dependen, impulsif, dan immature. Inferior atau konsep diri rendah, egois, sulit untuk mengontrol kebutuhan seksualnya
AXIS III
Axis III tidak muncul
AXIS IV
·      Masalah dengan kelompok pendukung utama
·      Educational Problem:
A. Sekolah
B. Kuliah
·      Problem related to interaction with the legal system
AXIS V
80.

RASIONALISASI
Axis/ Diagnosis
Dasar Penentuan
(Berdasarkan DSM IV-TR)
Bukti (Berdasarkan Data)
AXIS I





a.        Substance related Disorders
1.        Gangguan penggunaan zat dibagi menjadi penyalahgunaan dan ketergantungan, dan melibatkan gangguan kontrol, kerusakan sosial dan kriteria farmakologis.
2.        Sudah menggunakan jumlah yang besar dan dalam waktu yang lama
3.        Keinginan Persistent atau usaha yang gagal untuk mengurangi atau mengontrol penggunaan
4.        Banyak waktu yang dibuang untuk mendapatkan, menggunakan, atau pulih
5.        Gagal untuk memenuhi peran utama (sekolah, rumah)
6.        Masalah sosial atau interpersonal yang persisten disebabkan oleh penggunaan narkoba
7.        Setelah menggunakan obat-obatan sulit untuk berhenti, jika habis akan mengakibatkan dysphoria atau keinginan untuk menggunakan, memperkuat penggunaan obat yang lebih





b.       Sedative, Hypnotic, or Anxiolytic-related Disorder
1.    Sedativ, hipnotik atau anxiolytics sering diambil dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama
2.    Ada Keinginan terus menerus atau usaha yang gagal untuk mengurangi atau mengendalikan obat penenang, hipnotis atau penggunaan anxiolytic
3.    Banyak waktu yang dihabiskan dalam kegiatan untuk mendapatkan, menggunakan obat penenang, hipnotis atau penggunaan anxiolytic atau pulih dari efeknya
4.    Masalah sosial atau interpersonal yang persisten disebabkan oleh obat penenang, hipnotis atau penggunaan anxiolytic

c.        Reactive Attachment disorder of early childhood
1.    Kegagalan terus menerus untuk memulai atau menanggapi dengan cara yang sesuai dengan tahapan perkembangan untuk sebagian besar interaksi sosial
2.    Diffuse attachment sebagai manifetasi dari sosialisasi yang sembarangan yang ditandai dengan ketidakmampuan  menyeleksi kelekatan (misalnya keakraban yang berlebihan dengan kerabat asing atau kurangnya selektivitas dalam pemilihan tokoh lekat)
3.    Mengabaikan kebutuhan emosional dasar anak untuk kenyamanan, stimulasi, dan kasih sayang
4.    Mengabaikan terus menerus kebutuhan dasar fisik anak
5.    Perubahan berulang dari pengasuh utama yang mencegah pembentukan kelekatan yang stabil



d.       Sexual Desire Disorder
1.     Terus menerus atau berulang berfantasi seksual dan keinginan untuk aktivitas seksual. Kekurangan justifikasi atau tidak adanya keterangan yang dibua oleh dokter dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi seksual, seperti usia dan konteks kehidupan seseorang
2.     Gangguan menyebabkan penderitaan yang ditandai atau kesulitan interpersonal
1.    Beberapa kali menabrak orang di jalan, menjadi emosional, cepat marah (hal 12, par 4)
2.    C mulai menggunakan narkoba jenis ganja sejak SMP kelas 1 dan menjadi pecandu setelah kelas 2 SMP, jadi lama penggunaan narkobanya adalah delapan tahun.(hal 2, par 2)
3.    Karena merasa trauma dengan hal itu, ia pun berhenti mengkonsumsi narkoba. (hal 12 par 2)
4.    C seringkali membuat mereka mabuk untuk membawa barang-barang mereka dan menjualnya demi mendapatkan narkoba. (hal 10 par 1). Selain itu, handphone, komputer, dan barang-barang lainnya pernah ia jual. Bahkan motornya pun pernah ia gadaikan demi mendapatkan ‟barang‟. (hal 9 par 4)
5.    Prestasinya di sekolah pun menurun. ia pake sama teman-temannya. Ia juga kerap bolos sekolah untuk pesta gelek bersama teman-temannya itu (hal 9 par 1).
6.    Dengan K ini, C sering ribut, bahkan untuk hal-hal kecil pun sering jadi bahan keributan mereka ( hal 7 par 3)
7.     Pesta tahun baru, C kembali menggunakan narkoba. Ia tidak mampu mengontrol dirinya dengan baik dan ia merasa butuh bantuan orang lain juga untuk membantunya (hal 22 tbl 6)
1.    Sejak kelas 1 SMA, C mulai mengenal shabu, kokain, ekstasi, dan obat-obatan lainnya seperti dumolite, zanax, lexotan, juga trihexil phenidil yang katanya termasuk obat-obatan penenang. juga trihexil phenidil. 2007 – 2009 (sejak kuliah) (hal 9 par 2)
2.    Mengkonsumsi narkoba sangat enak bagi C. Nikmatnya melebihi seks. Ia merasa benar-benar teler, merasa berada di dunia lain, berjalan di atas awan, melupakan kehidupan nyata, indah, dan “rock and roll banget (hal 12 par 3)
3.   Barang-barang itu pun mudah ia dapatkan di Jalan Biak – Grogol, sebuah kawasan pertokoan obat yang menjual obat-obatan secara bebas dengan harga murah. ( hal 9 par 2) Untuk menebus motornya itu, ia bilang sama orangtuanya kalau ia mengalami kecelakaan dan butuh uang untuk memperbaiki sepeda motornya.( hal 9 par 4)




1.     Saat TK ia memberikan bunga kepada teman cewek yang disukainya, dan ia senang karena tampaknya cewek tersebut juga senang menerima pemberiannya itu. (Hal 7, par 6)
2.     Tempat tinggal mereka merupakan lingkungan yang kurang sehat karena di sekitar rumahnya adalah tempat mangkal anak-anak nakal. Pergaulan di sekitar rumahnya sangat bebas, sehingga ibunya sering melarang C untuk bermain di sekitar rumahnya (hal 15, par 3)
3.     Menurut ibunya, C adalah anak yang sangat mandiri. Dari kecil, C terbiasa melakukan aktivitasnya di rumah tanpa orangtuanya.(hal 15 par 1)
4.     Saat itu ibu dan ayahnya memang sibuk untuk merintis usaha mereka demi memenuhi kebutuhan hidup yang sangat besar, sehingga memang mengakui kurang memberikan perhatian kepada anak-anaknya.(hal 15 par 1)
5.     Jadi C terbiasa diurus orang yang berbeda-beda,( hal 15 par 1)


1.Kegemaran C yang lain adalah konkey, yaitu bercinta atau berhubungan seksual dengan lawan jenis Pertama kali ia berhubungan intim adalah dengan pelacur pada usia 16 tahun (hal 10 par 1)
2.Mereka tetap menjalin hubungan percintaan dan berhubungan seksual tiap kali bertemu. (hal 11 par 2)
AXIS II
a.        Parent-child relational problem
1.    Berulang argumen dan konflik antara dua invidu yang menyebabkan keasyikan / mengalihkan perhatian dari aktivitas sehari-hari
2.    Kurangnya komunikasi atau penarikan antar individu individu yang menghasilkan frustrasi dan/ atau kemarahan
3.    Menghindari individu yang dirasakan akan menyebabkan stress. Individu dapat menghabiskan banyak waktu di sekolah, tempat kerja, atau rumah untuk menghindari kontak dengan orang lainnya
4.    Pola respon marah terhadap pihak ketiga yang tampaknya menjadi perpindahan konflik relasional utama
-           Parent-child relational problem ditandai dengan:
1.Khawatir tentang pembolosan yang dilakukan anak atau masalah akademik lainnya
2.     Kecurigaan atau pengetahuan tentang penggunaan narkoba atau alkohol pada anak
3.     Konflik orangtua yang belum terselesaikan
-           Sibling relational problem ditandai dengan:
4.    Berdebat berlebihan dan/atau pertempuran antara saudara kandung
5.    Kecemburuan yang berlebihan antara saudara kandung
-       Ciri kepribadian yang menonjol: Keras Kepala, malas, tidak punya pendirian, dependen, impulsif, dan immature. Inferior atau konsep diri rendah, egois, sulit untuk mengontrol dirinya sendiri.


1.    Ia sering mendengar ayah dan ibunya bertengkar (hal 8 par 1)
2.    Akhirnya K dan C diajak pergi oleh ibunya untuk menginap di Anyer selama satu minggu. Saat itu, C menganggap ayahnya mungkin gila.(hal 8 par 1)
3.    Bermain bola ini juga dijadikan sebagai alasan ketika ia terlambat pulang sekolah (hal 9 par 2)
4.    Ibunya tiba-tiba ditampar dan berusaha untuk lari. C sempat berteriak untuk melarang mereka bertengkar, tapi ayahnya tidak menggubrisnya. Ketika ibunya dalam posisi terpojok dan tidak bisa lari lagi, ayahnya melemparkan piring berisi makanan ke arah ibunya.( hal 8 par 1)






1.    Ayahnya menjadi sering datang bahkan hampir setiap hari dia harus mengawasi C.
( hal 6 par 2)
2.    Ibunya kaget dan memberitahukan kejadian itu kepada ayahnya, dan ayahnya memarahi C dan temannya.(hal 15 par 2)
3.    Ibunya tiba-tiba ditampar dan berusaha untuk lari. C sempat berteriak untuk melarang mereka bertengkar, tapi ayahnya tidak menggubrisnya. Ketika ibunya dalam posisi terpojok dan tidak bisa lari lagi, ayahnya melemparkan piring berisi makanan ke arah ibunya.( hal 8 par 1)
4.  Dengan K ini, C sering ribut, bahkan untuk hal-hal kecil pun sering jadi bahan keributan mereka.(hal 7 par 3).

-    C pun mengaku saat itu ia hanya ingin coba-coba saja, dan ia mulai menggunakan ganja dengan meminta ke temannya tersebut, ia juga menggunakan narkoba karena mengikuti tren. Ketika ia mulai kuliah, pemakaiannya semakin parah, sekolahnya menjadi berantakan, hubungan sosial jadi tidak sehat, C merasa tidak peduli dengan orang lain, hubungan dengan keluarganya menjadi hancur, tidak dipercaya lagi sama orang lain maupun keluarga, fisiknya menjadi kurus, sering menabrak orang dijalan, menjadi emosional, cepat marah, C merasa malas jika harus memikirkan tentang usaha keluarganya. Orangtuanya mendatangi pihak sekolah dan bersedia berbuat apa saja dengan harapan C bisa naik kelas, Ibunya selalu menjadi penolong C di saat semua orang tidak ada yang mendukungnya. Ibunya juga merupakan tempat pelarian dan berarti segala-galanya bagi C. Tidak pernah ada masalah karena orangtuanya akan menanggung semua kerugian yang dialami orang lain
AXIS III
Axis III tidak muncul
Tidak ada bukti atau data yang mengatakan C memiliki general medical condition, atau permasalahan ditubuhnya secara fisik
AXIS IV
a.        Masalah dengan kelompok pendukung utama: misalnya kematian anggota keluarga, masalah kesehatan di keluarga, gangguan keluarga dengan pemisahan, perceraian, atau kerenggangan, pernikahan orang tua, kekerasan fisik dan seksual, overprotection orangtua, penelantaran anak, disiplinyang tidak memadai, perselisihan dengan saudara kandung, kelahiran saudara kandung

b.        Masalah pendidikan misalnya masalah akademik, perselisihan dengan guru atau teman sekelas, lingkungan sekolah yang tidak memadai
c.         Masalah dengan interaksi hukum / kejahatan misalnya penangkapan, penahanan, litigasi, korban kejahatan
a.  C terbiasa melakukan aktivitasnya di rumah tanpa orangtuanya. Untuk urusan ke sekolah, C diantar-jemput oleh tetangganya yang bekerja untuk keluarga C. Sedangkan di rumah, C diurus oleh pembantu atau pekerja ayam bawahan ibunya. Jadi C terbiasa diurus orang yang berbeda-beda. Secara emosional, C merasa kurang dekat dengan H karena sejak kecil mereka hidup terpisah. Dengan K ini, C sering ribut, bahkan untuk hal-hal kecil pun sering jadi bahan keributan mereka.(hal 7 par 3).
b.    Prestasinya di sekolah pun menurun. Ia tidak pernah mendapatkan ranking lagi seperti ketika ia di SD. Bahkan ketika kelas 2 SMA, ia tidak naik kelas. (hal 9 par 3)
c.    Pertama kali pada bulan September 2008 yang membuatnya ditahan di kepolisian selama 2 hari, C ditangkap polisi karena kedapatan membawa obat-obatan terlarang.  Selama di sel, ia disiksa dengan dipukul dan ditendang oleh polisi dan kedua kalinya pada Mei 2009 juga untuk kasus yang sama dan ia ditahan lagi oleh polisi.
Axis V
71-80 . Sypmptom are present, they are transient and expectable reactions to psychosocial stressor. No more than slight impairment in social occupational or school functioning
-   C termasuk anak baik-baik di REHABILITASI NARKOBA karena secara fisik ia tidak tampak seperti pemakai dan ia dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik.(hal 17 par 1). C juga sangat kooperatif (hal 18 par 2). C bercerita tentang perjalanan adiksinya dengan ekspresi datar meski cenderung tampak menyesal.(hal 19 par 2)


Comments

Popular posts from this blog

CARA SKORING TES PSIKOLOGI VSMS

Laporan dan Deskripsi Observasi VSMS

Analisis Film menurut Teori Psikologi Sosial