Menuju Kesehatan Mental Prima
Resume : Menuju
Kesehatan Mental Prima
Oleh: Trias Novita Ellsadayna
120541100031
Kesehatan adalah salah satu konsep yang
telah sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Meskipun demikian,
kebanyakan sumber ilmiah setuju bahwa definisi kesehatan apapun harus
mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan sosiokultural (Smet,
1994). Persepsi orang tentang sehat dan merasa sehat, sangat bervariasi.
Persepsi itu dibentuk oleh pengalaman, pengetahuan, nilai dan harapan-harapan.
Juga pandangan tentang apa yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dan
kebugaran yang mereka perlukan untuk menjalankan peran mereka (Ewles dan
Simnett, 1994).
Kesehatan mental ialah
kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan sesuai
kemampuannya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri,
seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja
dan masyarakat serta teman sebaya. Kesehatan seseorang dapat dipatok dengan
mengikuti atau melakukan suatu aktivitas dengan baik bila ia sehat secara
mental. Yang dimaksud sehat secara mental adalah adanya rasa aman, kasih
sayang, kebahagiaan dan rasa diterima oleh orang lain. Sebaliknya seseorang
akan mengalami hambatan mengikuti atau melakukan suatu aktivitas bila kesehatan
mentalnya terganggu, seperti adanya: rasa cemas, sedih, marah, kesal, khawatir,
rendah diri, kurang percaya diri dan lain-lain.
Keberhasilan seseorang
dalam melakukan atau mencapai sesuatu sangat dipengaruhi bagaimana ia mampu menjaga
kesehatan fisik dan mental dengan sebaik-baiknya (seimbang). Kesehatan fisik
dan mental seseorang menjadi satu kesatuan penting dan tidak terpisahkan dalam
setiap aspek kehidupan untuk dapat melakukan dan mencapai sesuatu secara
optimal.
Dalam UU Kesehatan
No. 23 tahun 1992, kesehatan diartikan sebagai keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social
dan ekonomi. Kesehatan tidak hanya terbebas dari gangguan secara fisik, mental
dan social, tetapi kesehatan dipandang sebagai alat atau sarana untuk hidup
secara produktif. Sehingga upaya kesehatan yang dilakukan, diarahkan pada upaya
yang dapat membawa masyarakat memiliki kesehatan yang cukup agar bisa hidup
produktif. Pandangan sehat-produktif, telah banyak diterima dan dianut oleh
beberapa Negara maju. Optimasi pandangan sehat-produktif dapat dilakukan
melalui pemberian nilai dalam rentang sehat sakit. Keadaan ini sering disebut
sebagai kesehatan prima. Konsep dasar kesehatan prima, antar lain mencakup
tanggung jawab individu, pencapaian tujuan, dinamis, pertumbuhan proses, dan
pengambilan keputusan sehari-hari daalam area nutrisi, pengelolaan stress, olah
raga fisik, pelaksanaan upaya pencegahan, kesehatan emosi, dan aspek kesehatan
lain dalam individu.
Menurut Travis dan Ryan (1988) seperti dikutip oleh
Sumijatun, dkk (2006), mengatakan bahwa sehat prima adalah kemampuan individu
untuk memilih jalan hidupnya, mampu berproses, penggunaan enegi yang
efisien, terjadinya integrasi yang baik antara tubuh, akal, dan perasaan dan
dapat menerima serta mencintai apa yang dipunyainya. Kesehatan prima adalah
suatu keadaan yang sejahtera, yang berarti adanya sikap dan perilaku yang
mencerminkan kualitas hidup yang tinggi serta adanya tingkat potensi yang maksimal
dari individu (Anspauhg, Hamrick & Rosata, 1991 : Kozier et al, 1997).
Untuk itu agar setiap
orang ketika mengalami msalah atau persoalan tetap memiliki kesehatan mental
prima hendaknya:
1.
Menerima dan mengakui
dirinya sebagaimana adanya.
2.
Tekun beribadah dan
berakhlak mulia.
3.
Bersikap sportif.
4.
Percaya diri.
5.
Memiliki semangat atau
motivasi.
6.
Tidak takut menghadapi
tantangan dan berusaha terus untuk mengatasinya (hal positif).
7.
Terbuka.
8.
Tenang, tidak
emosi bila menghadapi masalah (pikirkan dengan kepala dingin).
9.
Banyak bergaul dan
bermasyarakat (bergaul yang positif).
10.
Bangun komunikasi yang
baik dengan orang tua, teman, guru, dosen, atasan, dan lain-lain.
11.
Banyak latihan
mengendalikan diri, seperti tidak pemarah, tidak cemas, berpikir positif, mudah
memaafkan dan lain-lain.
12.
Membiasakan diri untuk
selalu peduli dengan lingkungan dan orang lain.
Sedangkan untuk optimasi kesehatan dan
kesejahteraan prima manusia harus memenuhi lima dimensi yaitu :
a. Dimensi fisik
Secara umum manusia dalam
dimensi ini mampu mempraktekkan gaya hidup yang positif. Kemampuan untuk
menyelesaikan tugasnya sehari-hari, pencapaian kebugaran (seperti
kardiovaskuler, paru-paru dan gastrointestinal), menjaga nutris tetap adekuat
dan ketepatan proporsi tubuh dari timbunan lemak, bebas dari penggunaan
obat-obatan, alcohol dan rokok.
b. Dimensi Sosial
Kemampuan berinteraksi
secar baik dengan sesama dan lingkungannya, dapat menjaga dan mengembangkan
keakraban individu dan dapat menghargai serta toleransi pada setiap pendapat
dan kepercayaan yang berbeda.
c. Dimensi Emosional
Kemampuan untuk mengelola
stress dan mengekpresikan emosinya yang dapat diterima oleh pihak lain.
Kesehatan emosi mencakup kemampuan untuk bertanggung jawab, menerima dan
menyampaikan perasaannya serta dapat menerima keterbatasan orang lain.
d. Dimensi Intelektual
Kemampuan untuk belajar dan
menggunakan informasi secara efektif antar personal, keluarga dan pengembangan
karier. Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus menerus tumbuh
dan belajar guna beradaptasi efektif dengan perubahan baru.
e. Dimensi spiritual
Meliputi percaya adanya
beberapa kekuatan (seperti alam, ilmu pengetahuan, Agama dan bentuk kekuatan
lain) yang diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya. Setiap individu
memiliki nilai, moral dan etika yang dianutnya.
Setiap komponen dalam dimensi di atas,
dapat terjadi tumpang tindih, factor dalam komponen satu secara langsung
mempengaruhi factor lain, contoh : seseorang yang belajar mengontrol tingkat
stress dari fisiknya diharapkan juga dapat menjaga stamina emosinya yang
digunakan dalam menanggulangi krisis. Kesehatan prima mencakup semua aspek
kerja dalam model. Identifikasi kesehatan dari berbagai dimensi merupakan hal
penting dalam meningkatkan kesadaran kompleksitas konsep sehat.
Comments
Post a Comment