“Hubungan Tahap Perkembangan Sullivan dengan Fenomena Sekitar”


PENDAHULUAN

Remaja awal adalah remaja yang sangat labil dalam proses penemuan jati dirinya. Dalam proses tersebut, seringkali mereka mengalami konflik batin dan juga konflik sosial dengan lingkungan sekitarnya. Remaja yang tidak bisa mengendalikan ego mereka dan tidak tahan terhadap tekanan dapat merubah, membentuk dan mempengaruhi kepribadian mereka saat proses menuju dewasa. Dalam tahap perkembangannya, remaja memiliki banyak permasalahan baik itu internal maupun eksternal dan hal ini sangat menarik untuk diamati sekaligus dipelajari. Konflik itu adalah wujud dari adanya tegangan dalam diri mereka dan tegangan itu dapat menimbulkan kecemasan, rasa tidak aman, rasa tidak nyaman, kekhawatiran dan ketakutan. Oleh sebab itu, penulis ingin mempelajari mengenai konflik yang dialami oleh salah satu remaja awal menurut pandangan dan teori Sullivan.


TEORI YANG DIGUNAKAN
TAHAP PERKEMBANGAN
1.    Early adolescence (masa remaja awal, antara 13-17 tahun)
          Masa ini dimulai dari pubertas dan berakhir dengan kebutuhan akan cinta seksual terhadap seseorang. Selain itu, rasa aman, atau kebutuhan untuk bebas dari rasa cemas, masih tetap aktif selama periode ini. Dengan begitu keintiman, nafsu, dan rasa aman sering kali tumpang-tindih dan mengakibatkan stress dan konflik bagi remaja muda, dengan cara yaitu :
Pertama, nafsu mengganggu operasi-operasi rasa aman karena aktivitas genital sering kali berakar pada rasa cemas, rasa bersalah, dan rasa dipermalukan. Kedua,  keintiman juga dapat mengancam rasa aman, seperti saat para remaja muda mencari persahabatan dengan lawan jenisnya.Upaya-upaya ini dibebani keraguan-diri, perasaan tidak pasti dan perasaan dibodohi orang lain, yang dapat mengarah pada kehilangan percaya diri dan meningkatnya kecemasan.
Ketiga, keintiman sering kali berkonflik dengan nafsu selama masa remaja-awal. Meskipun teman-teman intim dengan rekan sebaya yang setara statusnya masih penting, namun, tegangan-tegangan genital yang kuat mendesak untuk dipuaskan tanpa didasarkan pada kebutuhan akan keintiman. Pribadi dapat keluar dari tahapan ini entah dengan dominasi keintiman dan dinamisme nafsu, atau menghadapi kesulitan-kesulitan serius dalam hubungan antarpribadi selama tahapan-tahapan berikutnya. Meskipun penyesuaian seksual penting bagi perkembangan kepribadian, Sullivan merasa bahwa masalah yang riil terletak dalam jalan-bersama dengan pribadi lain.
          Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja adalah idealis, ia memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Pada masa ini disebut juga periode pemantapan identitas diri, namun hal tersebut tidak selalu berjalan mulus, tetapi sering mengalami proses yang panjang dan bergejolak. Ciri-ciri perilaku yang menonjol terutama pada perilaku sosialnya.

 
FENOMENA PERILAKU
          RI, remaja berusia 16 tahun yang bersekolah di sebuah SMA Negeri di Jember. Ia seringkali mengalami masalah yang membuatnya stress. Terkadang RI tidak bisa mengendalikan emosinya sehingga saat ia sedang tidak mood, ia bisa saja memarahi teman-temannya. Hal ini berdampak buruk bagi relasi pergaulannya. Setiap kali RI mengalami masalah, tidak ada seorangpun yang mau mendekatinya karena sikap buruknya itu.
          Suatu hari RI berselisih paham dengan kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya menasehatinya untuk tidak terlalu banyak bermain dan bersantai, namun RI membantahnya. Menurutnya apa yang dilakukannya benar karena selama ini ia sering tidak berada di rumah bukan untuk bermain namun karena ada kegiatan di luar sekolah yang menjadi aktivitas rutinnya.
Nilai pelajarannya juga jelek, dan kekasihnya mulai menjauhi dirinya. Akhirnya RI mulai menyendiri, memikirkan semua perbuatannya. Maka timbullah rasa bersalahnya kepada teman-teman, orangtua dan kekasihnya. Ia merasa cemas dan takut ditinggalkan oleh orang-orang terdekatnya. Tetapi RI yang dikejar-kejar rasa bersalah belum cukup berani mengakui semua kesalahannya dan meminta maaf. Ia merasa gengsi untuk melakukan itu sebab pemikirannya selama ini adalah ia hidup untuk kesenangan dan bagaimanapun ia harus  mencapainya. Jika mengakui kesalahan maka ia akan dinilai buruk oleh orang lain dan ia tidak akan mendapatkan kesenangan pribadinya.

PEMBAHASAN
          Perilaku yang ditunjukkan oleh remaja awal kebanyakan dari mereka mengalami konflik dan stress akibat :
1.    Keluarga
2.    Sekolah berkaitan dengan pelajaran
3.    Pergaulan berkaitan dengan teman sebaya dan kekasih
Seperti yang dialami oleh RI, ia mengalami stress dan tegangan. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Sullivan berpandangan bahwa remaja aal yaitu anak yang memasuki usia antara 13-17 tahun masih mengalami tegangan-tegangan, kelanjutan dari tahap perkembangan sebelumnya. Mereka masih membutuhkan rasa aman, dan bebas dari rasa cemas. Sehingga ketika ada suatu hal terjadi dalam diri mereka yang mengancam kenyamanan diri mereka maka mereka akan bertindak defence atau mempertahankan diri dengan cara membela diri dan menolak segala sesuatu yang meneyerang mereka. Hal ini terjadi pada Rian saat ia mulai dinasehati oleh orangtuanya. Saat ia ditegur, ia merasa tidak nyaman karena ia tidak menyukai sindiran-sindiran dan asehat yang memojokkannya, ia terus membantah sebagai perwujudan pertahanan dirinya yang kuat. Ia tidak ingin disalahkan karena ia tidak bersedia kenyamanannnya direbut oleh orang lain.
RI mengalami proses-proses masa pencarian jati dirinya. Ia tidak tahu perbuatannya merugikan orang lain atau tidak. Dalam perilaku sosialnya, Rian ingin selalu diperhatikan tetapi tidak kurang bisa menempatkan dirinya secara wajar. Sullivan memandang fenomena ini juga sebagai suatu perilaku sosial yang ditunjukkan oleh anak-anak pada masa remaja awal. Sehingga saat teman-temannya mulai meninggalkannya termasuk kekasihnya, ia baru menyadari bahwa apa yang dilakukannya tidak bisa diterima oleh lingkungan sosialnya. Ia tidak bisa lagi memenuhi kebutuhannya akan cinta dan kasih sayang orang-orang disekitarnya. Disisi lain, ia enggan meminta maaf karena rasa gengsi dalam dirinya. Tetapi semakin lama ia semakin takut dan cemas memikirkan hal yang belum terjadi saat semua orang benar-benar meninggalkannya.
Maka disinilah terjadi pertentangan yang hebat dalam diri seorang remaja yang membuatnya merasa stress dan akhirnya depresi, karena ketidakmampuannya untuk memenuhi tuntutan hati nurani dan lingkungannya secara bersamaaan. Selama ini ia menjalin hubungan dengan kekasihnya karena ia beranggapan disaat-saat seperti inilah peran seorang kekasih yang hadir sebagai seorang yang memberi semnagat, motivasi, dan tempat ia berbagi masalah. Namun yang terjadi tidak sesuai dengan pemikirannya, kekasihnya meninggalkannya. Rian kehilangan kepercayaan dirinya, rasa aman, dan nyamannya. Dan itulah contoh dari ungkapan Sullivan yang mengatakan bahwa remaja awal memandang dunia secara idealis, selalu ingin semua terjadi sesuai dengan pemikiran/keinginanannya bukan memandang sebagaimana adanya.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari Teori dan Fenomena perilaku di atas adalah:
·         Masa remaja awal adalah masa pencarian jati diri meski hal ini tidak selalu berjalan mulus.
·         Kepribadian yang dibentuk pada masa remaja awal banyak dapat dilihat dari perilaku sosialnya
·         Anak pada masa remaja awal cenderung akan memepertahankan dirinya ketika kenyamanannya terancam dan berusaha membela diri.
·         Emosi yang sering meluap-luap akibat ketidakmampuannya untuk menerima perintah secara bersamaan.
·         Anak pada masa remaja awal juga mudah kehilangan rasa percaya dirinya, merasa akut, dan cemas jika ada sesuatu yang terjadi diluar kehendak pribadinya dan itu tidak sesuai dengan keinginannya.


REFERENSI
Hall Calvin S dan Gardner Lindzey.1993. Psikologi Kepribadian 1. Editor Dr. A. Supratiknya. Yogyakarta.Kanisius.

Comments

Popular posts from this blog

CARA SKORING TES PSIKOLOGI VSMS

Laporan dan Deskripsi Observasi VSMS

Analisis Film menurut Teori Psikologi Sosial