Serpihan Memori
sajak ini tak benar-benar indah
tapi penaku menulisnya dengan sepenuh hati
Hari-hari berlalu dengan manisnya
ku tak ingin semua menjadi asap, debu atau angin
yang sejenak, kemudian menghilang tanpa jejak
detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun
terlalu banyak kenangan indah tertinggal
dan kau tahu?
aku tak ingin semua menjadi abu
semua yang melengkapi kebersamaan kita
Apa kau ingat awal pertemuan kita?
ketika aku dan kau bukan siapa-siapa
ketika kitai kekanak-kanakan dan polos
Aku ingat ketika kau sedang mengerjaiku dengan banyak hal
dan tertawa untuk tindakan bodohku
Aku ingat saat kau marah karena tingkahku
dan rasanya seperti ingin membuangku sampai ke ujung bumi
dan selalu momen kenangan ulang tahun, menjadi momen yang tak terlupakan
antara kau dan aku
dan tanpa terasa bersama-sama kita tumbuh menjadi dewasa
kau membuat hariku begitu indah
dan terus kucoba warnai tiap harimu
perjalanan kita ke puncak gunung
perjalanan kita di sepanjang jalan setapak dan hutan pinus
segala bentuk prestasi yang kita raih dan genggam bersama
tertawa karena teriakan kemenangan
menangis karena perselisihan
mungkin kita belum cukup mengerti waktu itu
mengapa gelombang terus menghantam perahu kita
tapi, satu hal pasti yang kurasakan
duka dan kecewa, tawa dan cinta
yang kualami saat bersama denganmu itu lebih menguatkanku
ku pikir jutaan memori yang terekam kamera
tidak akan cukup untuk mencatat segala sesuatu
peristiwa yang pernah ada
Aku bangga dapat mengenalmu, dan kau tahu?
mengukir waktu yang baik denganmu, meskipun dalam keterbatasan waktu
adalah hal terbaik bagiku
karena senyum dan tawamu yang mencerahkan hari
hadiah terbaik dan terbesar yang Tuhan ciptakan
Aku berharap langit tersenyum karena kita
dan cakrawala juga tertawa karena kita
Comments
Post a Comment