Analisis Novel Terjemahan




Buku fiksi yang saya pilih untuk saya resensi adalah Novel terjemahan yang sarat akan makna kehidupan.
 Judul buku : The Ultimate Gift
 Pengarang : Jim Stovall
 Sinopsis :

The Ultimate Gift menceritakan tentang sebuah perjuangan untuk mendapatkan hadiah tertinggi dalam hidup.
Cerita ini diawali oleh kisah seorang pengacara berumur delapan puluh tahun yang bernama Theodore J. Hamilton. Dan di tahun kelima puluh ia berpraktik hukum, kali ini ia harus mengurus tentang surat wasiat yang dititipkan sahabatnya Red Stevens untuk disampaikan kepada keluarga Red Stevens setelah hari kematiannya tiba. Red Stevens adalah orang hebat, dan menjadi inspirator bagi banyak orang yang berada di kalangan bawah. Hamilton dan Red, telah bersahabat sejak lama dan semua itu dimulai dengan perkenalan sederhana saat mereka masih belum menjadi siapa-siapa. Red Stevens, seorang yang memiliki pengaruh besar, kekayaannya melimpah, peternakan dimana-mana, dan seorang dermawan. Namun, keluarganya hancur. Putra tertuanya, Jack Stevens seorang yang mata keranjang berusia lima puluh tujuh tahun, tidak tahu diri karena tidak pernah mau berterimakasih atas kebaikan yang telah dilakukan ayahnya kepadanya, dan tidak pernah besyukur atas gaji yang diterimanya. Hal ini membuat warisan yang seharusnya diterima, dialihkan ke lembaga amal dan dikelola oleh dewan direktur Panhandle. Sedangkan putri satu-satunya, Ruth yang sangat egois dan serakah mendapat warisan rumah keluarga dan peternakan di Austin. Kemudian kepada putra termudanya, Bill diwariskan seluruh saham, obligasi, dan portofolio investasi. Namun semuanya itu masih dibawah kendali dan pengawasan Mr. Hamilton untuk dikelola agar dapat diwariskan kepada keturunannya kelak. Hanya masih tertinggal satu orang lagi yang menantikan warisan dari Red Stevens, yaitu cicit ponakannya yang bernama Jason Stevens yang masih berusia dua puluh empat tahun. Ia sangat tidak sabar dalam menantikan sesuatu, pemarah, tidak menghormati orang lain, selalu bersikap sok. Namun ternyata terhadapnyalah, Red Stevens menaruh hadiah atau warisan tertingginya.
Tapi tidak semudah itu Jason mendapatkan hadiahnya. Ia harus mengikuti berbagai prosedur yang telah disusun rapi oleh paman buyutnya sebelum kematiannya. Rencana pemberian warisan itu disusun dalam bentuk dua belas kaset yang berisi rekaman video Red Stevens yang berbicara untuk memberikan perintah dan arahan tentang apa yang harus dilakukan Jason untuk mendapatkan hadiahnya. Jason harus mengikuti proyek dua belas bulan yang telah dirancang untuk kebaikan dan masa depannya. Adapun aturan yang ditetapkan adalah selama tiga puluh hari setiap bulannya ia harus melakukan apa yang diperintahkan Red Stevens dalam rekaman videonya, ada satu hadiah yang akan didapatkannya tiap bulan jika ia mau menyelesaikan tugas itu sampai akhir dan tidak berhenti di tengah jalan. Jika berhenti maka ia tidak akan mendapatkan apa-apa. Atau jika Jason melakukan tindakan yang tidak berkenan di hati Mr.Hamilton sehingga dapat menurunkan penilaiannya terhadap kepantasan Jason untuk menerima hadiahnya, maka Jason juga tidak akan menerima apa-apa. Mr. Hamilton sebagai pengacara handal akan membantu hal-hal yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan yang diinginkan Red Stevens dalam diri Jason. Dua belas hadiah itu di mulai dari bulan pertama dan selanjutnya, antara lain : hadiah kerja, hadiah uang, hadiah teman-teman, hadiah pembelajaran, hadiah masalah, hadiah keluarga, hadiah tawa, hadiah mimpi, hadiah memberi, hadiah bersyukur, hadiah satu hari, dan hadiah cinta.
Hari-hari di bulan pertama menjadi awal yang berat untuk dilalui, namun seiring dengan berjalannya waktu Jason menjadi mengerti tentang perubahan apa yang diinginkan paman buyutnya terjadi padanya. Jason tidak berhenti di tengah jalan, ia berhasil menyelesaikan semuanya dengan sempurna, ia menjadi pribadi yang jauh lebih baik daripada saat pertama kali bertemu dengan Mr.Hamilton. Jason menunjukkan perubahan kualitas hidup dan membuktikan bahwa ia layak untuk mendapatkan hadiah tertinggi dari paman buyutnya itu. Namun ia tidak lagi menganggap warisan menjadi hak miliknya sendiri, ia ingin seberapapun yang akan didapatnya dari paman Red ia akan tetap bersyukur dan menggunakan dana amal itu untuk menyebarluaskan hadiah tertinggi yang didapatnya ke seluruh dunia. Seperti yang telah dijanjikan Red dalam surat wasiatnya setelah Jason berhasil menyelesaikan proyek satu tahunnya, ia layak menjadi pemegang utama dana amal yang bernilai 1 miliar dolar lebih untuk mendukung Red Stevens Home for Boys, Red Stevens Library Program, beberapa organisasi beasiswa, rumah sakit dan banyak institusi berharga lainnya. Dan akhirnya hadiah tertinggi bagi Jason adalah mendapati dirinya yang sekarang menjadi pribadi yang luar biasa

 Nilai-nilai :

1. Nilai Religius : Penyerahan diri kepada Tuhan tentang kehidupan keluarga, dan menyadari bahwa Tuhan memiliki rencana khusus untuk masing-masing orang, untuk memberikan pemberian terbaik, dan ternyata kebahagiaan itu berasal dari pemberian-pemberian Tuhan itu sendiri.
Bukti :
 “Aku membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memerkirakan segala sesuatu yang pernah kita lakukan atau kita miliki dalam hidup ini sebagai pemberian Tuhan yang baik. Dia memiliki rencana khusus untuk masing-masing kita, dan Dia sudah memberikan segala sesuatu yang kita perlukan untuk memenuhi rencana itu. Hanya sewaktu aku sudah tua aku sadar kalau semua kebahagiaan berasal dari hadiah-hadiah yang diberikan Tuhan pada kita” (hal 14)
 “Untungnya kudapati Tuhan itu maha pengampun dan aku percaya aku sudah berdamai dalam hal kesialanku. Oleh karena itu, kuserahkan keluargaku ke tangan Tuhan, dan aku sudah mengambil langkah-langkah untuk menjamin kehidupan semua keluarga ini sekalipun mereka tidak akan pernah mengalami hidup” (hal 15)
2. Nilai Moral : Memamerkan dan menghambur-hamburkan uang membuat seseorang tidak bisa memahami dengan benar tentang makna bekerja dan uang dalam hidup
Bukti :
 “Aku tahu kalau kau selalu memamerkan uang yang melimpah dan menghambur-hamburkannya. Aku bertanggung jawab untuk terjadinya situasi ini karena aku tidak memberimu kestimewaan untuk memahami pertukaran yang adil antara bekerja dan uang” (hal 35)
3. Nilai Sosial : Saling tolong-menolong kepada sesama bahkan kepada orang asing, yang belum pernah dikenal dapat membuat kita memahami tentang arti persahabatan yang kemudian akan terus berlanjut sampai masa tua.
Bukti :
 “Seperti yang sudah kalian ketahui, bulan yang lalu aku bertemu Brian sewaktu mobilnya mogok di tepi jalan. Kubantu dia mendapatkan mesin baru untuk mobilnya dan sejak itu kami sudah melakukan beberapa kegiatan bersama-sama, dan kuharap suatu hari nanti kami bisa menjadi teman seperti Gus Caldwell dan Paman Redku” (hal 52)
 “Hal terbaik yang bisa kulakukan adalah mengatakan bahwa persahabatan melibatkan kesetiaan, komitmen, dan termasuk berbagi kehidupan dengan orang lain” (hal 50)
4. Nilai Budaya : Kebiasaan orang-orang desa di daerah terpencil yang selalu bangun pagi-pagi sebelum matahari terbit, hanya untuk meminjam dan membaca buku setiap harinya.
Bukti :
 “Satu-satunya yang kutemukan di sana hanyalah orang-orang yang baik dan sederhana yang bangun sebelum terang tanah dan berjalan bermil-mil menyusuri jalan setapak di gunung untuk mendapatkan buku tua yang compang-camping.”
(hal 64)
5. Nilai Pendidikan : Belajar dari permasalahan-permasalahan kecil yang dialami sendiri membuat kita kuat dan menang di masa depan, terlebih saat kita mampu memahami permasalahan orang lain kita bisa diajarkan menguasai kehidupan.
Bukti :
 “Kalau kita tidak diizinkan untuk menangani masalah-masalah kecil, kita akan dihancurkan oleh masalah yang sedikit lebih besar. Pada saat kita memahami fakta ini, kita menjalani hidup kita bukan dengan menghindari masalah, tapi dengan menyambutnya sebagai tantangan yang akan menguatkan kita agar bisa menang di masa depan” (hal 67)
 “Sesudah kita bisa belajar dari masalah-masalah kita sendiri, kita mulai menghadapi kehidupan. Sesudah kita bisa belajar dari masalah-masalah orang lain, kita mulai menguasai keidupan” (hal 68)
6. Nilai Estetika : Kerapian dan suasana kantor yang antik dan klasik membuat seseorang nyaman berada di dalamnya dan dapat berpikir dengan tenang.
Bukti :
 “Aku tengah duduk di belakang meja mahoniku yang besar dan berbentuk antik di kantor sudut, lantai teratas, gedung pencakar langit yang menjulang di kawasan kota Boston yang paling terkenal” (hal 1)
 “Kulirik pemandangan yang kukenali berupa rak-rak dari lantai ke langit-langit penuh buku bersampul kulit, karpet oriental yang tebal, dan perabotan kulit klasik, semua usianya lebih tua daripada diriku” (hal 2)

*You'll find the treasure if you also click this*
http://ellsadayna.blogspot.com/2014/09/released-best-reading-2014.html

Comments

Popular posts from this blog

CARA SKORING TES PSIKOLOGI VSMS

Laporan dan Deskripsi Observasi VSMS

Analisis Film menurut Teori Psikologi Sosial