ANALISIS JURNAL PATOLOGI ANAK DAN REMAJA

ANALISIS JURNAL PATOLOGI ANAK DAN REMAJA

PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI DAN ORIGAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SEBAGAI EFEK HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD dr. R. GOETHENG TARUNADIBRATA PURBALINGGA




Disusun Oleh:
1.          Sufa Elsa Refta Anggara (120541100002)
2.          Dery Anitya Sofyan (120541100009)
3.          Fitri Fidia Ningrum (120541100010)
4.          Anisa Nuraini (120541100016)
5.          Lilik Nur Indasari          (120541100029)
6.          Trias Novita Ellsadayna            (120541100031)
7.          Aditia Rachman Dani    (120541100037)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan analisis jurnal yang berjudul Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan Origami Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga dengan tepat waktu
Terimakasih kami sampaikan kepada Dosen pengampu mata kuliah Patologi Anak dan Remaja yaitu ibu Zaki yang telah membimbing kami, dan semua pihak yang telah membantu melancarkan analisis jurnal dengan tema kecemasan pada anak ini. Selain itu, kami juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang dapat kami jadikan koreksi dalam menganilisis jurnal di kemudian hari. Semoga hasil analisis ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan pada bagi pembaca dan penulis agar hasilnya lebih baik dari sebelumnya.

                                                Bangkalan, 22 Maret 2015

                                                                                    Penulis









PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI DAN ORIGAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SEBAGAI EFEK HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD dr. R. GOETHENG TARUNADIBRATA PURBALINGGA

Gambaran Kasus
Ruang Cempaka di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga merupakan bangsal perawatan pasien anak yang merawat anak umur 9 hari sampai dengan 14 tahun. Di ruang Cempaka belum diterapkan kegiatan yang dapat menurunkan tingkat kecemasan yang terdapat pada pasien-pasien selama dirawat di rumah sakit. Pasien-pasien yang dirawat masih sesuai dengan keadaan mereka pada waktu masuk dan pulang. Pada pasien-pasien dengan tingkat kecemasan yang tinggi belum dilakukan tindakan yang dapat mengurangi kecemasan.
Berdasarkan data yang diperoleh selama 3 bulan (Desember 2010, Januari 2011, dan Februari 2011) di ruang perawatan anak Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga, jumlah pasien 395 anak. Rata-rata jumlah 132 pasien tiap bulannya. Pasien dengan usia prasekolah ratarata tiap bulannya 30 anak. Selama 3 bulan terakhir jumlah pasien yang pulang atas permintaan sendiri  mencapai 39 pasien, dan 5,85% pasien pulang dengan alasan rewel.
Ketika anak mengalami sakit dan diharuskan menjalani perawatan di rumah sakit, saat itu pula mereka akan berpisah dengan lingkungan yang dirasakannya aman, lingkungan yang didalamnya penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Proses ini dinamakan proses hospitalisasi, dimana merupakan suatu proses dengan alasan tertentu baik darurat atau mengharuskan anak tinggal dalam lingkungan yang baru di rumah sakit dan menjalani terapi perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses hospitalisasi anak dan orang tua akan mengalami beberapa pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan kecemasan, hal ini akan berdampak negatif bagi anak. Dampak negatif yang ditimbulkan dari hospitalisasi berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka. Perbedaan antara anak yang telah lama berada di rumah sakit dengan anak yang pertama kali berada di rumah sakit memliki reaksi yang berbeda. Anak yang pernah dirawat di rumah sakit atau telah lama berada pada rumah sakit  memiliki pengalaman akan kegiatan yang ada di rumah sakit, sehingga akan berdampak terhadap tingkat kecemasan yang dialami. Tingkat kecemasan yang dialami tidak begitu tinggi karena dengan kebiasaan yang mereka lakukan, mereka telah beradaptasi dengan baik pada lingkungan baru mereka. Sedangkan anak yang baru dirawat pada rumah sakit akan mengalami kecemasan yang lebih tinggi. Tingkat kecemasan ini dipengaruhi dengan proses adaptasi dengan lingkungan baru mereka  tentunya berbeda dengan lingkungan keseharian mereka. Keadaan seperti ini diperlukan suatu tindakan yang dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak.      

Teori Yang Digunakan
Menurut teori perkembangan Sigmund Freud pada usia 3 tahun (fase phallic) anak akan senang memegang genetalia, kecenderungan anak dekat dengan orang tua yang berlawanan jenis kelamin. Misalnya anak laki-laki akan lebih dekat dengan ibunya, sedangkan anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya. Usia 3 tahun merupakan fase praoperasional, di mana anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensori motori, akan tetapi dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis.
Anak prasekolah adalah anak dengan usia 3-6 tahun dan usia ini anak mulai belajar hidup mandiri serta mengembangkan kemampuan menyusun bahasa dan berinteraksi dengan sosialnya. Saat anak yang mengalami sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit, mereka akan terpaksa berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Proses ini dikatakan sebagai proses hospitalisasi.
Proses hospitalisasi pada anak usia prasekolah  akan berdampak serius pada diri mereka terutama sangat berpengaruh terhadap kepribadian mereka. Anak yang dulunya sebagai anak yang periang dan lari kesana-kemari dengan dihadapkan pada lingkungan baru akan merasa terisolasi dan asing dalam lingkungan baru tersebut, sehingga anak akan menjadi pemurung dan tertutup karena ketidaknyamanan dengan lingkungan baru mereka. Perawatan dirumah sakit juga membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya.

Intervensi
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan adalah melalui kegiatan terapi bermain. Pada usia 3-6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitasnya dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportivitas, mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dalam mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong.
Bermain memungkinkan anak mengalami kemenangan dengan menyelesaikan teka-teki, berlatih peranan orang dewasa, meniru peran penyerang bukannya korban, meniru kekuatan super (memainkan pahlawan super) dan mendapatkan hal-hal yang ditolak dalam kehidupan nyata (membuat percaya teman atau binatang kesayangan). Menggambar, mewarnai dan aktivitas artistik lainnya (origami) adalah bentuk permainan yang menunjukkan motivasi kreatif yang lebih jelas.Bermain merupakan alat komunikasi yang natural bagi anak-anak, oleh karena itu bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini.
Untuk  jenis  terapi  bermain  yang  dilakukan  sebanyak  masing-masing  15  anak  dengan  terapi bermain mewarnai (50%) dan 15 anak dengan terapi bermain origami (50%). Terapi bermain (mewarnai dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah, dari tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan.
            Peneliti sekaligus terapis menggunakan cara eksperimen  one group pre test-post test design dengan cara sebelum diberikan  treatment, variabel diobservasi atau diukur terlebih dulu (pre-test) setelah itu dilakukan treatment dan setelah treatment dilakukan pengukuran atau observasi dengan post test, dengan teknik pemilihan sample adalah non probability sampling yaitu tehnik pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama dari setiap anggota populasi atau sampling quota. Ciri tersebut adalah anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang sedang dirawat di ruang rawat anak RSUD dr. R. Goeteng T. Purbalingga. Penelitian ini menggunakan analisis paired samples t test dengan hasil ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain dengan tehnik mewarnai maupun origami.
           
Keefektifan Intervensi
Intervensi yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan anak. Anak yang harus masuk rumah sakit akan merasa takut dengan keadaan di sekitarnya sehingga apa yang dilihatnya akan membuat anak menjadi cemas. Anak umur 3-6 tahun lebih suka berada di dunia bermain. Bermain membuat anak bahagia dan banyak permainan yang menumbuhkan ketangkasan dan kreativitas anak. Terapi bermain dengan menggunakan media bermain mewarnai dan origami sangat membantu dalam mengurangi tingkat kecemasan anak yang berada di rumah sakit. Penelitian ini dengan metode eksperimen dan penanganannya sudah memberikan hasil yang sangat baik, dan dapat menjadi contoh dan bentuk intervensi dapat diberlakukan di rumah sakit-rumah sakit lainnya.


Comments

Popular posts from this blog

CARA SKORING TES PSIKOLOGI VSMS

Laporan dan Deskripsi Observasi VSMS

Analisis Film menurut Teori Psikologi Sosial