Sebuah Fase Kehidupan
Aku sengaja menarik diriku malam ini,
Untuk kembali kepada ingatan masa kecilku
Yang telah lama terpendam dalam alam pra sadarku
Alam dimana tersimpan memori-memori yang dapat kupanggil lagi ingatannya ketika aku ingin
Butuh waktu yang cukup lama untuk itu sebenarnya, hanya saja merefleksikannya kembali tidak ada salahnya bukan?
Memejamkan kedua mataku, menarik nafas dalam, terbawa dalam tidur terjagaku
Perlahan bayangan-bayangan masa lalu muncul, dalam sebuah flash yang cepat dan aku menemukan
Hari minggu pagi, saat hendak berangkat untuk sekolah minggu
Diriku yang kecil, polos dan berpakaian rapi tengah bermain sepeda roda 3 bersama kakak perempuanku
Terlihat kakak lelakiku yang menggoda kami,
Wajah mama, papa yang masih muda dengan sepeda motor tua sudah siap mengantar kami bertiga,
Aku menyukai ini, halaman rumah yang disemen luas sekali, dengan beberapa pohon jambu air, jambu biji, pohon mangga ditengahnya
Dan juga halaman samping yang masih dengan tanah, dengan pohon srikaya, pohon mangga,
Kau tahu?
Yang paling menyenangkan bagiku saat aku bersama kakakku yang saat itu duduk dibangku sekolah dasar adalah Bermain tanah, bermain jual-jualan, dia sebagai penjualnya
dan menamakan tokonya toko "Serba Ada"
Aku sebagai pembeli, aku membeli barang apa saja yang kuinginkan darinya
Saat aku bermain dengan kakak perempuanku, kakak lelakiku bermain mobil-mobilan yang ditarik dengan tali, berlarian mengelilingi halaman bersama temannya
Berlari, terus berlari, sesaat aku tertarik aku juga ingin ikut berlari bersamanya
Kemudian dia membuat garis lintasan dengan kapur, dia membuat garis start dan garis finish
Setiap malam kami belajar didampingi mama, sering kulihat mama menonton sinetron ketika kami belajar, dulu mama sangat menyukai sinetron ini "Tersanjung"
Kakak laki-lakiku sangat suka mengoleksi robot-robotan atau dulu kami menyebutnya "Gombet"
Dia sangat menyukai pahlawan bertopengnya yang disebut "Satria Baja Hitam",
Ia sering bermain perang-perangan bersama temannya menggunakan pedang yang dibuatnya dari kayu atau bambu, pernah sekali waktu pedang itu mengenai wajahnya dan membuatnya berdarah
Kurasa itu meninggalkan sedikit bekas sampai sekarang, ia juga suka berselancar dan berenang dipantai
Kakak perempuanku sangat suka mengoleksi perangko, katanya dia ingin menjadi filateli.
Masa kanak-kanak sungguh menyenangkan, 6 tahun aku menjadi adik dan memperoleh banyak kasih sayang tetapi kemudian aku tahu kabar bahwa mamaku mengandung, dan aku akan segera memiliki adik, itu artinya aku menjadi seorang kakak
Adik yang lucu, imut, putih, tampan lahir ke dunia. Aku menyukai adikku yang baru lahir itu, kami sekeluarga menyebutnya "anak keturunan bule" karena pada saat mamaku mengandung, mamaku meminta seorang bule yang ditemuinya di Jogjakarta waktu itu untuk menyentuh perutnya
Tetapi semakin tumbuh besar, dan seiring kami berpindah kota dari Mataram ke Jember karena sebuah peristiwa maka aku semakin menyadari perbedaan yang cukup besar antara aku dengan adik lelakiku
Terpaut usia 6 tahun, lahir di bulan yang sama terkadang menyisakan pertengkaran yang cukup hebat diantara kami
Aku ingat ketika dulu aku dikejar-kejar olehnya, dan tangannya memegang kayu, aku ingat saat pintu rumah dikunci dari dalam dan tidak dibiarkan masuk, aku ingat saat aku dengannya saling mengejek
Tetapi adikku dengan kakak perempuanku sangatlah akrab, terkadang aku iri, aku merasa kakakku lebih mengasihi adikku daripada aku. Perasaan iri itulah yang memicu pertengkaran antar saudara
Iri tidak mendapat jatah kue, iri karena yang satu dibelikan baju baru dan yang lainnya tidak, iri karena yang satu diberi uang/sangu lebih banyak daripada yang lain.
Berebut makanan, berebut kue, berebut baju/pakaian, mainan, bahkan tempat tidur.
Mama seorang ibu yang sangat tangguh, seorang yang cerdas dan aktivis. Papa seorang ayah yang dingin, sedikit kaku namun tegas dalam banyak hal. Mereka adalah contoh yang tepat untuk mengajarkanku tentang kepemimpinan. Kadang jarak yang terbentang anatara ayah dan anak membuat kami semakin dididik dalam perkara-perkara yang tidak mudah. Namun kelembutan seorang mama membuat segala sesuatunya seimbang sehingga kami menjadi keluarga yang kuat.
Itulah masa kanak-kanakku yang bisa ku ingat , dan masih banyak lagi hal lain yang membuatku tertawa kecil ketika mengingat kenangan-kenangan manis itu
Tanpa sadar, waktu bergulir begitu cepat
Meninggalkan semua cerita dan kenangan
Itulah kita, manusia yang akan terus bergerak maju
Cerita, alur kehidupan yang terus memasuki fase-fase kehidupan yang baru
Dan kau tahu?
Tahun lalu, tahun dimana kakak lelakiku mempersunting seorang gadis dan kini menjadi iparku
Tahun kemarin juga, aku memasuki dunia kampus,
Dan tahun ini, kakak lelakiku diwisuda, kakak perempuanku juga akan diwisuda, dan luar biasanya lagi
Kakak iparku melahirkan seorang bayi mungil, cantik dan sehat bernama Fidel
Inilah yang kumaksud, setiap kita akan terus bergerak maju seiring bertambahnya usia
Mama Papaku telah menjadi seorang Kakek dan Nenek
Kurasa kakak perempuanku juga akan menemukan pasangan hidupnya, lalu menikah
Dan terus berulang, bergulir, menghasilkan generasi-generasi baru
Generasi yang akan mewarisi nilai dan prinsip yang kita bangun
Akankah kita siap untuk menyadari fase yang akan kita lewati?
Akankah kita siap untuk menerima kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita selagi kita hidup?
Sudahkah waktu-waktu yang kita lewati selama ini menyenangkan hati Tuhan?
Aku merefleksikan ini, mencoba menyadari masa laluku, untuk hidupku sekarang, karena aku ingin mepersiapkan hari esok di masa depanku dengan penuh kesiapan
Ada banyak hal yang akan kita semua alami, proses yang tidak mudah ketika memasuki fase baru
Seperti kepompong, untuk berubah menajdi kupu-kupu bukan suatu hal yang sekejap mata
Tetapi ia dibentuk melalui kesulitan-kesulitan, mengeluarkan seluruh cairan ditubuhnya untuk akhirnya
Dapat terbang bebas di udara dan menjadi bagan keindahan alam
Terlebih kita manusia, yang diciptakan Tuhan dengan segala keindahan, dan keberhargaan
Menemukan Visi, Tujuan Hidup didalam Tuhan
Menjadi saksi yang sempurna dan menyenangkan hatiNya
Aku bersyukur jika, sejak kecilku, aku dan ketiga saudaraku yang lain
Dibentuk dalam karakter takut akan Tuhan, mencintai pelayanan, dan bertumbuh melaui masa sulit
Untuk sampai pada titik ini, kami mengalami banyak pasang surut kehidupan, tidak terpungkiri kami juga mengalami krisis iman di waktu-waktu tertentu, tetapi doa orangtua kami yang menjaga kami
Menjadi berhasil dan sukses bukan lagi diukur dengan banyak uang dan setinggi apa jabatan dalam sebuah pekerjaan,
Tetapi kami sukses karena kami ada di dalam Tuhan, dan Tuhan di dalam kami. Karena kami diselamatkan dengan cuma-cuma oleh darahNya yang mahal, karena kami mencintai Yesus dalam segala hal, dan mengutamakan Dia dalam segala hal.
originally from Szaiko's Life
supported by : Panca Han, Ponco Driyo, Dedew Che'rubic, Raden Ncep tetep ngontel, Bagoez Karyo, Agda Lena. (My Big Fams)
01062013
Untuk kembali kepada ingatan masa kecilku
Yang telah lama terpendam dalam alam pra sadarku
Alam dimana tersimpan memori-memori yang dapat kupanggil lagi ingatannya ketika aku ingin
Butuh waktu yang cukup lama untuk itu sebenarnya, hanya saja merefleksikannya kembali tidak ada salahnya bukan?
Memejamkan kedua mataku, menarik nafas dalam, terbawa dalam tidur terjagaku
Perlahan bayangan-bayangan masa lalu muncul, dalam sebuah flash yang cepat dan aku menemukan
Hari minggu pagi, saat hendak berangkat untuk sekolah minggu
Diriku yang kecil, polos dan berpakaian rapi tengah bermain sepeda roda 3 bersama kakak perempuanku
Terlihat kakak lelakiku yang menggoda kami,
Wajah mama, papa yang masih muda dengan sepeda motor tua sudah siap mengantar kami bertiga,
Aku menyukai ini, halaman rumah yang disemen luas sekali, dengan beberapa pohon jambu air, jambu biji, pohon mangga ditengahnya
Dan juga halaman samping yang masih dengan tanah, dengan pohon srikaya, pohon mangga,
Kau tahu?
Yang paling menyenangkan bagiku saat aku bersama kakakku yang saat itu duduk dibangku sekolah dasar adalah Bermain tanah, bermain jual-jualan, dia sebagai penjualnya
dan menamakan tokonya toko "Serba Ada"
Aku sebagai pembeli, aku membeli barang apa saja yang kuinginkan darinya
Saat aku bermain dengan kakak perempuanku, kakak lelakiku bermain mobil-mobilan yang ditarik dengan tali, berlarian mengelilingi halaman bersama temannya
Berlari, terus berlari, sesaat aku tertarik aku juga ingin ikut berlari bersamanya
Kemudian dia membuat garis lintasan dengan kapur, dia membuat garis start dan garis finish
Setiap malam kami belajar didampingi mama, sering kulihat mama menonton sinetron ketika kami belajar, dulu mama sangat menyukai sinetron ini "Tersanjung"
Kakak laki-lakiku sangat suka mengoleksi robot-robotan atau dulu kami menyebutnya "Gombet"
Dia sangat menyukai pahlawan bertopengnya yang disebut "Satria Baja Hitam",
Ia sering bermain perang-perangan bersama temannya menggunakan pedang yang dibuatnya dari kayu atau bambu, pernah sekali waktu pedang itu mengenai wajahnya dan membuatnya berdarah
Kurasa itu meninggalkan sedikit bekas sampai sekarang, ia juga suka berselancar dan berenang dipantai
Kakak perempuanku sangat suka mengoleksi perangko, katanya dia ingin menjadi filateli.
Masa kanak-kanak sungguh menyenangkan, 6 tahun aku menjadi adik dan memperoleh banyak kasih sayang tetapi kemudian aku tahu kabar bahwa mamaku mengandung, dan aku akan segera memiliki adik, itu artinya aku menjadi seorang kakak
Adik yang lucu, imut, putih, tampan lahir ke dunia. Aku menyukai adikku yang baru lahir itu, kami sekeluarga menyebutnya "anak keturunan bule" karena pada saat mamaku mengandung, mamaku meminta seorang bule yang ditemuinya di Jogjakarta waktu itu untuk menyentuh perutnya
Tetapi semakin tumbuh besar, dan seiring kami berpindah kota dari Mataram ke Jember karena sebuah peristiwa maka aku semakin menyadari perbedaan yang cukup besar antara aku dengan adik lelakiku
Terpaut usia 6 tahun, lahir di bulan yang sama terkadang menyisakan pertengkaran yang cukup hebat diantara kami
Aku ingat ketika dulu aku dikejar-kejar olehnya, dan tangannya memegang kayu, aku ingat saat pintu rumah dikunci dari dalam dan tidak dibiarkan masuk, aku ingat saat aku dengannya saling mengejek
Tetapi adikku dengan kakak perempuanku sangatlah akrab, terkadang aku iri, aku merasa kakakku lebih mengasihi adikku daripada aku. Perasaan iri itulah yang memicu pertengkaran antar saudara
Iri tidak mendapat jatah kue, iri karena yang satu dibelikan baju baru dan yang lainnya tidak, iri karena yang satu diberi uang/sangu lebih banyak daripada yang lain.
Berebut makanan, berebut kue, berebut baju/pakaian, mainan, bahkan tempat tidur.
Mama seorang ibu yang sangat tangguh, seorang yang cerdas dan aktivis. Papa seorang ayah yang dingin, sedikit kaku namun tegas dalam banyak hal. Mereka adalah contoh yang tepat untuk mengajarkanku tentang kepemimpinan. Kadang jarak yang terbentang anatara ayah dan anak membuat kami semakin dididik dalam perkara-perkara yang tidak mudah. Namun kelembutan seorang mama membuat segala sesuatunya seimbang sehingga kami menjadi keluarga yang kuat.
Itulah masa kanak-kanakku yang bisa ku ingat , dan masih banyak lagi hal lain yang membuatku tertawa kecil ketika mengingat kenangan-kenangan manis itu
Tanpa sadar, waktu bergulir begitu cepat
Meninggalkan semua cerita dan kenangan
Itulah kita, manusia yang akan terus bergerak maju
Cerita, alur kehidupan yang terus memasuki fase-fase kehidupan yang baru
Dan kau tahu?
Tahun lalu, tahun dimana kakak lelakiku mempersunting seorang gadis dan kini menjadi iparku
Tahun kemarin juga, aku memasuki dunia kampus,
Dan tahun ini, kakak lelakiku diwisuda, kakak perempuanku juga akan diwisuda, dan luar biasanya lagi
Kakak iparku melahirkan seorang bayi mungil, cantik dan sehat bernama Fidel
Inilah yang kumaksud, setiap kita akan terus bergerak maju seiring bertambahnya usia
Mama Papaku telah menjadi seorang Kakek dan Nenek
Kurasa kakak perempuanku juga akan menemukan pasangan hidupnya, lalu menikah
Dan terus berulang, bergulir, menghasilkan generasi-generasi baru
Generasi yang akan mewarisi nilai dan prinsip yang kita bangun
Akankah kita siap untuk menyadari fase yang akan kita lewati?
Akankah kita siap untuk menerima kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita selagi kita hidup?
Sudahkah waktu-waktu yang kita lewati selama ini menyenangkan hati Tuhan?
Aku merefleksikan ini, mencoba menyadari masa laluku, untuk hidupku sekarang, karena aku ingin mepersiapkan hari esok di masa depanku dengan penuh kesiapan
Ada banyak hal yang akan kita semua alami, proses yang tidak mudah ketika memasuki fase baru
Seperti kepompong, untuk berubah menajdi kupu-kupu bukan suatu hal yang sekejap mata
Tetapi ia dibentuk melalui kesulitan-kesulitan, mengeluarkan seluruh cairan ditubuhnya untuk akhirnya
Dapat terbang bebas di udara dan menjadi bagan keindahan alam
Terlebih kita manusia, yang diciptakan Tuhan dengan segala keindahan, dan keberhargaan
Menemukan Visi, Tujuan Hidup didalam Tuhan
Menjadi saksi yang sempurna dan menyenangkan hatiNya
Aku bersyukur jika, sejak kecilku, aku dan ketiga saudaraku yang lain
Dibentuk dalam karakter takut akan Tuhan, mencintai pelayanan, dan bertumbuh melaui masa sulit
Untuk sampai pada titik ini, kami mengalami banyak pasang surut kehidupan, tidak terpungkiri kami juga mengalami krisis iman di waktu-waktu tertentu, tetapi doa orangtua kami yang menjaga kami
Menjadi berhasil dan sukses bukan lagi diukur dengan banyak uang dan setinggi apa jabatan dalam sebuah pekerjaan,
Tetapi kami sukses karena kami ada di dalam Tuhan, dan Tuhan di dalam kami. Karena kami diselamatkan dengan cuma-cuma oleh darahNya yang mahal, karena kami mencintai Yesus dalam segala hal, dan mengutamakan Dia dalam segala hal.
originally from Szaiko's Life
supported by : Panca Han, Ponco Driyo, Dedew Che'rubic, Raden Ncep tetep ngontel, Bagoez Karyo, Agda Lena. (My Big Fams)
01062013
Comments
Post a Comment