PERSONA : Belajarlah dari topengmu!
selalu ada hal-hal ajaib yang kupelajari dalam hidup
sebagai seorang pengamat
sebagai seorang pendengar
sebagai seorang pelakon
sebagai seorang perasa
aku mungkin tidak memiliki banyak lagi waktu untuk membaca karya orang lain
kuakui ada tumpukan puluhan buku yang mangkrak di kardus ku
belum sempat kubaca, atau masih hanya setengah kubaca
tapi selain dari buku, ada media lain yang bisa untuk kupelajari
media yang begitu nyata keberadaannya
dan media yang secara langsung memiliki dampak di hidupku
media itu adalah pengalaman
bagaimana hari demi hari aku harus bertemu dengan beraneka macam orang
dengan sejumlah karakter
dengan sejumlah pencitraan
dengan sejumlah kepribadian yang berbeda-beda
aku menyadari bahwa setiap manusia memiliki ciri yang khas
dan terlahir berbeda satu demi satu
dan aku disini, dengan segala keberadaanku
mencoba memahami keberbedaan itu
dengan menajamkan inderaku
menajamkan perasaanku
dan menajamkan logikaku
menelaah keadaan satu demi satu
bagaimana peristiwa dan segala rentetannya terjadi
bersikap tenang dalam segaka hal
dan mempertimbangkan waktu yang tepat untuk bertindak ataupun untuk berkata-kata
saat permasalahan terjadi,
aku menyadari bahwa setiap orang punya gayanya masing-masing
dalam mengatasi permasalahannya
punya caranya sendiri untuk melindungi diri dan menyembunyikan diri
dibalik rasa takut, kekhawatiran, malu, dan ego yang tinggi
harga diri yang harus dipertahankan
dan kamuflase yang harus dimainkan
disitulah self defense berbicara
dan persona digunakan
aku menyadari dan aku memahami
bagaimana setiap orang memainkan perannya masing-masing
berkelit dalam topengnya
dalam statusnya, dalam profesinya, dan dalam harapan yang ingin dicapainya
begitulah juga aku menyikapi setiap hal yang terjadi
bahwa di dunia ini tidak ada satupun yang benar-benar murni tulus dengan kesungguhan hatinya
menggunakan seluruh keberadaannya dengan sebenar-benarnya
begitupun aku
aku tak sepenuhnya jujur
aku tak sepenuhnya apa adanya
bahwa aku hanya jujur kepada tulisanku dan saat aku memang benar menjadi seperti yang kumau
begitulah juga, hingga aku menjadi seorang yang skeptis, hingga aku dianggap strick saat menulis
dan semua isi serta bobot tulisanku mengungkapkan hal yang tak pernah terungkap dan ditolak kebenarannya
tapi aku mau memulainya dari diriku sendiri
bagaimana aku yang adalah juga seorang aktor, seorang pemain persona
mengakui keberadaanku dengan sepenuh-penuhnya
bahwa ya memang benar, dalam dunia realitasku
aku menjadi siapa saja yang kuinginkan
aku menjadi siapa saja yang ku munculkan
aku menjadi siapa saja yang ke kehendaki
tapi aku tak bisa merubah naluriku yang tetap menjadi aku
hanya pemikirankulah yang tak pernah berdusta
hanya di dalam jiwaku dan batinku yang menunjukkan aku
hanya di kedalamanku yang tak dapat teramati orang awam, dan mungkin tak tersentuh oleh orang lain
orang-orang lain takkan pernah tau, bahwa setiap perkataanku
atau pertanyaanku atau pernyataanku selama ini
adalah bukan diriku yang sesungguhnya
suatu waktu aku bisa saja merendahkan derajatku, atau ku rendahkan citra diriku kepada orang lain
dan menunjukkan aku yang buruk dan perlu banyak perubahan
tapi suatu waktu aku bisa saja menunjukkan diriku yang begitu sempurna, terlihat perfect
terlihat dewasa dalam berkata-kata, bijak dalam bertutur ataupun segala hal
terkadang aku juga tak punya kuasa sepenuhnya atas diriku, atas apa yang kuucap dan kulakukan
karena ada Kuasa lain yang kuijinkan mengendalikan diriku sepenuhnya
maka dikala itulah aku benar-benar tak sadar apa yang terjadi
engkau akan melihatnya melalui buah yang dihasilkan setelahnya
jika buah yang dihasilkan itu adalah kebaikan, dan hasil yang manis, dan disukai banyak orang
maka percayalah maka itu bukan aku yang melakukannya,
tetapi kuasa yang bekerja dalam diriku yang melakukannya
namun jika buah yang terlihat adalah buah yang buruk, jahat, dan busuk
maka aku mengakui bahwa itulah diriku yang sebenarnya, diriku yang berubah-ubah dan yang sedang menggunakan topeng atau persona
aku tak tahu sejauh mana engkau menyadari topengmu
tapi engkau akan menyadari topengmu sendiri
saat engkau mau secara jujur mengakui bahwa
ada hal yang sedang engkau sembunyikan, dan ada hal yang engkau simpan
baik di hadapan Tuhan,maupun di hadapan orang lain
ada hal yang engkau sangkali keberadaannya, ada hal yang engkau tolak
ada hal yang membuatmu gelisah dan membuatmu terus me-reka ulang kejadian yang melukai hatimu atau yang membuatmu kecewa
maka disaat itulah sebenarnya engkau sedang memainkan personamu untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman dari kegelisahanmu
sebagai seorang pengamat
sebagai seorang pendengar
sebagai seorang pelakon
sebagai seorang perasa
aku mungkin tidak memiliki banyak lagi waktu untuk membaca karya orang lain
kuakui ada tumpukan puluhan buku yang mangkrak di kardus ku
belum sempat kubaca, atau masih hanya setengah kubaca
tapi selain dari buku, ada media lain yang bisa untuk kupelajari
media yang begitu nyata keberadaannya
dan media yang secara langsung memiliki dampak di hidupku
media itu adalah pengalaman
bagaimana hari demi hari aku harus bertemu dengan beraneka macam orang
dengan sejumlah karakter
dengan sejumlah pencitraan
dengan sejumlah kepribadian yang berbeda-beda
aku menyadari bahwa setiap manusia memiliki ciri yang khas
dan terlahir berbeda satu demi satu
dan aku disini, dengan segala keberadaanku
mencoba memahami keberbedaan itu
dengan menajamkan inderaku
menajamkan perasaanku
dan menajamkan logikaku
menelaah keadaan satu demi satu
bagaimana peristiwa dan segala rentetannya terjadi
bersikap tenang dalam segaka hal
dan mempertimbangkan waktu yang tepat untuk bertindak ataupun untuk berkata-kata
saat permasalahan terjadi,
aku menyadari bahwa setiap orang punya gayanya masing-masing
dalam mengatasi permasalahannya
punya caranya sendiri untuk melindungi diri dan menyembunyikan diri
dibalik rasa takut, kekhawatiran, malu, dan ego yang tinggi
harga diri yang harus dipertahankan
dan kamuflase yang harus dimainkan
disitulah self defense berbicara
dan persona digunakan
aku menyadari dan aku memahami
bagaimana setiap orang memainkan perannya masing-masing
berkelit dalam topengnya
dalam statusnya, dalam profesinya, dan dalam harapan yang ingin dicapainya
begitulah juga aku menyikapi setiap hal yang terjadi
bahwa di dunia ini tidak ada satupun yang benar-benar murni tulus dengan kesungguhan hatinya
menggunakan seluruh keberadaannya dengan sebenar-benarnya
begitupun aku
aku tak sepenuhnya jujur
aku tak sepenuhnya apa adanya
bahwa aku hanya jujur kepada tulisanku dan saat aku memang benar menjadi seperti yang kumau
begitulah juga, hingga aku menjadi seorang yang skeptis, hingga aku dianggap strick saat menulis
dan semua isi serta bobot tulisanku mengungkapkan hal yang tak pernah terungkap dan ditolak kebenarannya
tapi aku mau memulainya dari diriku sendiri
bagaimana aku yang adalah juga seorang aktor, seorang pemain persona
mengakui keberadaanku dengan sepenuh-penuhnya
bahwa ya memang benar, dalam dunia realitasku
aku menjadi siapa saja yang kuinginkan
aku menjadi siapa saja yang ku munculkan
aku menjadi siapa saja yang ke kehendaki
tapi aku tak bisa merubah naluriku yang tetap menjadi aku
hanya pemikirankulah yang tak pernah berdusta
hanya di dalam jiwaku dan batinku yang menunjukkan aku
hanya di kedalamanku yang tak dapat teramati orang awam, dan mungkin tak tersentuh oleh orang lain
orang-orang lain takkan pernah tau, bahwa setiap perkataanku
atau pertanyaanku atau pernyataanku selama ini
adalah bukan diriku yang sesungguhnya
suatu waktu aku bisa saja merendahkan derajatku, atau ku rendahkan citra diriku kepada orang lain
dan menunjukkan aku yang buruk dan perlu banyak perubahan
tapi suatu waktu aku bisa saja menunjukkan diriku yang begitu sempurna, terlihat perfect
terlihat dewasa dalam berkata-kata, bijak dalam bertutur ataupun segala hal
terkadang aku juga tak punya kuasa sepenuhnya atas diriku, atas apa yang kuucap dan kulakukan
karena ada Kuasa lain yang kuijinkan mengendalikan diriku sepenuhnya
maka dikala itulah aku benar-benar tak sadar apa yang terjadi
engkau akan melihatnya melalui buah yang dihasilkan setelahnya
jika buah yang dihasilkan itu adalah kebaikan, dan hasil yang manis, dan disukai banyak orang
maka percayalah maka itu bukan aku yang melakukannya,
tetapi kuasa yang bekerja dalam diriku yang melakukannya
namun jika buah yang terlihat adalah buah yang buruk, jahat, dan busuk
maka aku mengakui bahwa itulah diriku yang sebenarnya, diriku yang berubah-ubah dan yang sedang menggunakan topeng atau persona
aku tak tahu sejauh mana engkau menyadari topengmu
tapi engkau akan menyadari topengmu sendiri
saat engkau mau secara jujur mengakui bahwa
ada hal yang sedang engkau sembunyikan, dan ada hal yang engkau simpan
baik di hadapan Tuhan,maupun di hadapan orang lain
ada hal yang engkau sangkali keberadaannya, ada hal yang engkau tolak
ada hal yang membuatmu gelisah dan membuatmu terus me-reka ulang kejadian yang melukai hatimu atau yang membuatmu kecewa
maka disaat itulah sebenarnya engkau sedang memainkan personamu untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman dari kegelisahanmu
Comments
Post a Comment