Peningkatan Kinerja PTPN X melalui Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
MENGGALI POTENSI KARYAWAN UNTUK MENGAKSELERASI KINERJA PTPN X
Peningkatan Kinerja PTPN X melalui Pelatihan dan
Pengembangan Karyawan
Oleh: Trias Novita
Ellsadayna
Universitas
Trunojoyo Madura
LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan atau kelompok merupakan elemen
terpenting yang mampu membawa organisasi atau perusahaan tersebut mencapai
tujuannya. PTPN X akan maju apabila sumber daya manusia didalamnya dapat
dioptimalkan dengan baik. Pengoptimalan karyawan bisa dilakukan dengan
mengakselerasi kinerja karyawan melalui pelatihan dan pengembangan karyawan. Akselerasi
dimulai dari tingkatan manajerial sampai pada staf karyawan.
Training and development (pelatihan
dan pengembangan) dipandang sebagai intisari dari sebuah upaya berkelanjutan
yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja karyawan PTPN X.
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.Pengembangan adalah
pemberian kesempatan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan individu,
tetapi tidak dibatasi pada pekerjaan tertentu pada saat ini atau di masa yang
akan datang dan memiliki fokus yang lebih berjangka panjang. Oleh sebab itu,
sangat penting bagi PTPN X untuk mulai fokus kepada akselerasi kinerja perusahaan
melalui pelatihan dan pengembangan karyawan agar produktivitas PTPN X
meningkat.
Oleh karena PTPN X merupakan BUMN yang sangat krusial, maka penulis memandang
penting adanya penggalian potensi karyawan sejak dini agar sebuah pelatihan dan
pengembangan karyawan dapat berjalan efektif demi mengakselerasi kinerja PTPN X.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN
Para ahli memberikan pengertian yang beragam tentang pengembangan dan pelatihan karyawan/SDM. Mondly dan Noe mendefinisikan pengembangan SDM yang mencakup tidak hanya
pelatihan dan pengembangan tetapi juga kegiatan-kegiatan perencanaan dan
pengembangan karir individu serta penilaian kinerja. Borgadus mendefinisikan
pengembangan SDM sebagai bidang fungsional dari ilmu manajemen sumber daya manusia
yang terkait dengan program-program pelatihan, pengembangan, perubahan, dan
manajemen kinerja untuk memastikan behwa orang-orang dengan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan, akan tersedia pada saat dibutuhkan
untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi.
Pelatihan dan pengembangan sendiri dapat dipandang sebagai intisari dari sebuah
upaya berkelanjutan yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja
organisasi. Wexley dan Latham mendefinisikan pelatihan dan pengembangan sebagai
upaya terencana oleh sebuah organisasi untuk memfasilitasi karyawannya dalam
mempelajari perilaku yang terkait dengan pekerjaan. Istilah perilaku digunakan
dalam arti luas, yang meliputi setiap pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh karyawan melalui praktik atau pengalaman langsung.
Tujuan pelatihan adalah agar individu, dalam situasi kerja, dapat memperoleh
kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu secara
memuaskan. Wexley dan Latham mengatakan bahwa program pelatihan dan
pengembangan memiliki satu atau lebih tujuan-tujuan berikut ini:
1. Meningkatkan
kesadaran diri individu
2. Meningkatkan
keterampilan individu dalam satu bidang keahlian atau lebih;
3. Meningkatkan
motivasi individu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya secara memuaskan.
4. Mencegah
keusangan keterampilan IPTEK pada semua tingkat dalam perusahaan. Setiap perusahaan
berkewajiban membantu para pekerjanya untuk meningkatkan keterampilan
berdasarkan minat dan bakat mereka.
5. Mempersiapkan
pekerja agar dapat menjalankan tugas atau pekerjaan yang lebih tinggi
jenjangnya.
PROSES PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
Sebagai sebuah proses, pelatihan dan pengembangan karyawan dimulai dari:
1. Penentuan
kebutuhan pelatihan dan pengembangan atau suatu penilaian (assessment)
kebutuhan yang komprehensif
2. Penetapan
tujuan yang bersifat umum dan spesifik
3. Pemilihan
metode, media, dan prinsip-prinsip pembelajaran
4. Implementasi
program
5. Evaluasi
program
Langkah terakhir diperlukan evaluasi program untuk mengevaluasi keberhasilan
program pelatihan dan pengembangan dengan mengukur reaksi atau pendapat peserta
terhadap program, kemampuan menyerap materi, kemampuan peserta untuk menerapkan
pengetahuan baru, dan tercapai atau tidaknya tujuan program. Di dalam
lingkungan bisnis yang sangat kompetitif saat ini, program pengembangan tidak
dapat diselenggarakan hanya atas dasar bahwa “program ini juga dijalankan oleh perusahaan-perusahaan
lain” atau karena latah. Perlu adanya identifikasi kebutuhan pengembangan yang
sistematis. Tiga jenis analisis untuk menentukan secara tepat kebutuhan
pengembangan karyawan antara lain:
1. Pada
bagian mana dalam PTPN X diperlukan program pengembangan?
2. Apa
yang harus dipelajari oleh karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan secara
efektif?
3. Siapa
yang perlu dilatih/dididik dan latihan/pendidikan apa yang perlu diberikan
kepada mereka?
Program pengembangan sumber daya manusia akan memiliki arah yang jelas jika
tujuan PTPN X, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dinyatakan secara
jelas. Aspek lain dari organisasi adalah perkiraan jumlah orang yang harus
dilatih pada saat ini dan di masa depan. Analisis PTPN X diakhiri dengan
mengkaji iklim kerja. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap aspek-aspek yang
khas dari pekerjaan mereka (misalnya: kompensasi yang diterima, kesempatan
untuk mengembangkan diri, pengawasan) dan dari “keanggotaan” mereka dalam
organisasi (misalnya: kebijakan, tujuan, prosedur, perhatian pimpinan terhadap karyawan).
Setelah
menganalisa hal tersebut, maka sekarang perlu ditumbuhkan motivasi pada diri karyawan untuk mendayagunakan
kompetensi yang dimiliki untuk menghasilkan keluaran terbaik. Motivasi dapat
ditumbuhkan melalui penciptaan iklim yang sehat dan kondusif oleh
manejemen. Disini berperan dua faktor penting: kepemimpinan dan
komunikasi; yang kemudian akan membentuk budaya organisasi, yaitu sistem nilai,
kepercayaan, norma, dan sikap yang dianut bersama oleh anggota organisasi. Analisis
lain yang dilakukan dalam identifikasi kebutuhan adalah analisis terhadap orang
(person analysis), yang berfokus pada pekerja secara individual. Jika
prestasi seseorang dibawah standar, diperlukan analisis lanjutan untuk
mengidentifikasikan pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi spesifik yang
dibutuhkannya untuk melakukan tugas-tugas secara memuaskan. Manajer dapat pula menggunakan
sumber informasi lain seperti: catatan produksi, laporan pengendalian mutu,
keluh-kesah, laporan keselamatan kerja, statistik kemangkiran dan pergantian
pegawai (turnover), dan wawancara dengan karyawan yang keluar/berhenti.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan para manajer untuk
mengidentifikasi kompetensi umum dan potensi yang dimiliki oleh karyawan:
KOMPETENSI UMUM
KEPEMIMPINAN
Menetapkan dan memantau
tujuan-tujuan.
Mengelola staf secara konstruktif.
Mengelola karyawan untuk menciptakan
efektivitas maksimal.
Menetapkan dan menata prioritas kerja
secara sistematis.
|
PENYELESAIAN MASALAH
Mengidentifikasikan dan
mendefinisikan faktor-faktor penyebab masalah.
Mengumpulkan dan menganalisis
informasi yang relevan.
Mengembangkan dan mengevaluasi
alternatif solusi yang layak.
Menetapkan dampak dari setiap
alternatif solusi.
Mengimplementasikan keputusan dan,
Menindaklanjuti hasil-hasilnya.
|
KOMUNIKASI VERBAL
Menggunakan tata bahasa dan kosakata
yang tepat.
Menyampaikan pendapat atau
kepentingan secara bijaksana.
Memberi tanggapan secara jelas dan
langsung.
|
KOMUNIKASI TERTULIS
Menggunakan secara tepat, dan
memahami, terminologi pekerjaan.
Menggunakan tata bahasa, tanda baca
dan ejaan secara benar.
Menyampaikan gagasan, kepedulian, dan
isu-isu secara efektif.
|
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Mengenali kekuatan dan kelemahan
dalam hubungan kerja.
Mempraktikan protokol sosial yang
sesuai.
Bekerja sama dengan rekan kerja.
Menerima atau menyampaikan kritik
konstruktif secara peka.
|
PENGALAMAN YANG RELEVAN DENGAN
PEKERJAAN
Menghubungkan pengalaman dengan
persyaratan/tuntutan pekerjaan.
Menjelaskan kekuatan dan kelemahan.
Mengidentifikasikan nilai pengetahuan
yang diperoleh dari pekerjaan terdahulu.
Mejelaskan setiap masalah dalam
pekerjaan terdahulu.
|
PENGETAHUAN TEKNIS/SPESIALIS
Memahami terminologi, prinsip-prinsip
dan teori yang terkait dengan pekerjaan.
Mematuhi standar teknis dan mengikuti
pedoman hukum/regulasi.
Mempraktikan teknik-teknik
keselamatan yang direkomendasikan.
Mengikuti perubahan dan perkembangan
mutakhir (state of the art).
Mengetahui aspek-aspek yang
mengandung kotroversi manajer dalam bidang pekerjaannya.
|
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menemukan dan mengolah informasi dari
berbagai sumber.
Menata dan menganalisis informasi.
Mengambil informasi penting dan
mengabaikan informasi yang tidak relevan.
Mengatasi kekhawatiran untuk
mengambil keputusan yang salah.
Mengenali hubungan antara standar,
kebijakan, regulasi.
|
PERENCANAAN
Membuat rencana jangka pendek dan
jangka panjang.
Mengelola waktu untuk pekerjaan
sehari-hari.
Merencanakan kebutuhan staf.
|
TUJUAN KARIR
Menyusun rencana karir.
Menunjukkan bukti kemajuan ke arah
tujuan karir.
Memahami tanggung jawab atas
pencapaian tujuan.
|
KETERAMPILAN MANUAL
Memilih dan menggunakan peralatan,
perlengkapan dan bahan-bahan yang tepat.
Mengantisipasi risiko keselamatan dan
menghindari kecelakaan.
Menghindari kerusakan yang tidak
perlu atas peralatan dan perlengkapan.
Menyimpan peralatan dan perlengkapan
dalam urutan kerja yang baik.
Mengikuti perkembangan teknik, bahan
dan perlengkapan baru.
|
KARAKTERISTIK PRIBADI
ANTUSIASME – inisiatif, ambisi,
kesiagaan dan motivasi.
INTEGRITAS – kejujuran, loyalitas
terhadap misi organisasi.
KELUWESAN – toleransi untuk menerima
perubahan.
|
Selain itu, para manajer juga dapat mendapatkan data dan
informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki karyawan dengan melakukan
analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan pelatihan mencakup aspek pekerjaan yang
bertujuan mengumpulkan informasi tentang fungsi dan tanggungjawab jabatan,
tingkat kinerja yang diharapkan, dan kemampuan serta keterampilan apa saja yang
harus dimiliki oleh individu atau kelompok untuk dapat memenuhi standart
kinerja yang diharapkan. Dengan melakukan analisis kebutuhan dengan cermat,
niscaya program pelatihan yang dirancang akan berhasil mewujudkan tujuan-tujuan
yang ditetapkan oleh PTPN X
DAFTAR PUSTAKA
Marwansyah.2012.”MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA”.Bandung: Alfabeta CV.
Comments
Post a Comment