Preface - First Journey (1st Book)
Aku memang bukan penyastra yang ahli, yang menuliskan untaian kata dan merajutnya menjadi sebuah kalimat kias bermakna sirat dan berujung indah. Aku juga bukan penerjemah yang baik dimana aku bisa mengartikan setiap bahasa dari kata dan kalimat dan menjadikannya sebuah pesan yang dapat dimengerti dan dipahami. Bagaimana beragam abjad yang sedang kamu baca sekarang dapat terangkai satu-satu dan memberi arti dalam bahasa ibumu adalah bagian dari hasil belajar, mungkin modeling, imitasi atau classical conditioning. Apapun itu, ini hanya hal sederhana yang sudah sejak kecil kita kenali. Menulis.Preface - First Journey
Setiap tulisan ini akan
memberikan satu pesan dan satu pelajaran. Setiap bagian dari pelajaran dalam
perjalanan hidup, dan membawa kita pada sebuah fakta yang seringkali terjadi
dan dialami namun tak kita sadari, hingga pada alurnya kita menemukan sebuah pemahaman
baru tentang kebenaran yang sebenarnya ada disekitar kita. Untuk pertama
kalinya, aku akan membawamu terlibat lebih jauh dalam tulisan ini. Aku akan
mengajakmu berjalan berkeliling melintasi alam pikirmu dan menghasilkan sebuah
cerita kehidupan yang menarik. Ya, tentu saja! Cerita hidupmu sendiri juga. Aku
hanya membukanya sedikit demi sedikit, dan kamu akan melanjutkannya sesuai
dengan dirimu, mudah bukan.
Baiklah kita akan bersama-sama mulai membahas bagaimana
kita menyangsikan hidup. Sangsi? Pernahkah kita berpikir bahwa hidup ini
menjemukan, atau kita berpikir hidup ini terlalu sukar karena begitu banyak hal
yang harus kita lewati. Menyangsikan hidup, membesitkan sedikit keraguan, atau
memberi lintasan buntu dalam panorama pemikiran. “Aku sangsi terhadap hidupku,
yang seolah tidak berarti apa-apa” itukah pikiran kita saat ini? “Aku sangsi
terhadap hidupku yang selalu berjalan begini-begini saja, jangan-jangan Tuhan
memang ingin aku hidup seperti ini”, “Aku sangsi terhadap orangtuaku, dan orang
yang ku cintai, serta orang yang kukagumi selama ini, kemana mereka semua
ketika aku butuh?”, “Aku sangsi terhadap kebaikan bosku, apa mungkin dia
menginginkan hal yang lebih dariku?”, “Aku sangsi terhadap teman-temanku yang
mulai bersikap seperti ini, apa aku yang kurang menarik?” dan banyak hal lain
yang menguras habis pikiran dalam otak kita, atau malah tak ada pikiran sama
sekali didalamnya? Karena kita berpikir “Ya sudahlah, jalani saja, Toh juga pada
akhirnya kita akan mati juga.”, “Hidup tidak usah terlalu banyak dipikirkan dan
tidak usah memaksa, tidak akan ada habisnya” Tunjuk satu kalimat diatas yang
itu adalah dirimu, atau jika tidak ada salah satu diatas, mungkin kamu punya
pemikiran lain yang selama ini tidak pernah kamu sadari dan akhirnya sekarang
muncul di otakmu dan kamu rasa itu adalah bagian dari menyangsikan hidup, maka tulislah
___________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Nah, setelah kita
bersama-sama mendefinisikan bagaimana menyangsikan hidup, kita bisa mulai
melihat hal apa saja yang kita peroleh darinya. Jika kamu bisa melihat dan
merasakan sisi positif dari menyangsikan hidup, tulislah :
1.
___________________
2.
___________________
3.
___________________
Lalu, apakah kamu juga bisa melihat dan merasakan sisi negative dari
menyangsikan hidup? tulislah:
1.
___________________
2.
___________________
3.
___________________
4.
___________________
5.
___________________
Mana yang lebih banyak kamu dapatkan, sisi positif atau sisi negatifnya?
Apakah kedamaian lebih bisa kamu rasakan sebagai hal yang positif dari
menyangsikan hidup? Mari renungkan, akui secara jujur dan rasakan apakah
menyangsikan hidup memberikan makna yang positif untuk membangun hidupmu secara
tepat? Dan apakah menyangsikan hidup itu semata-mata hanya memberikan
kekhawatiran-kekhawatiran? Kamu berhak memutuskan apakah hidupmu akan dibangun
dengan pikiran-pikiran positif atau negative dari menyangsikan hidup. Hal yang
harus benar-benar kita sadari dan waspadai, bahwa segala sesuatunya bisa saja
memengaruhi pola pikir kita dalam memandang situasi. Kebijaksanaan dalam
bersikap adalah mutlak diperlukan untuk menempatkan diri secara tepat dalam
keadaan apapun.
Page 1
~Taken from Book Of Szaiko-The Journey of Life~
Comments
Post a Comment