PENGABDI MASYARAKAT? SIAPA ITU?

Pengabdi Masyarakat

Sebagai seorang anak bangsa, pernah nggak sih terpikir untuk melakukan sesuatu yang berharga untuk bangsa? Bukan cuma yang bisa teriak-teriak, atau boikot sana-sini melawan pemerintah. Sebenernya ada nggak sih cara yang lebih elegan begitu, untuk mengkritik misalnya. Atau lebih-lebih apa yang kita lakukan pada akhirnya lebih membantu pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat. 

Perjalanan umur 24 tahun saya, melihat permasalahan sosial psikologis masyarakat yang ada di Indonesia membawah saya pada pemahaman yang holistik. Kesejahteraan masyarakat tidak hanya bergantung pada kontestasi politik saja, lho. Ada banyak cara, buanyaaak cara untuk bisa ikut terlibat dalam menyejahterakan masyarakat. Meskipun kantong kita nggak tebal, tapi tetep aja ada yang bisa kita lakukan sebagai anak bangsa. 

Saya akan cerita berdasar pengalaman saya saja, dulu saat saya masih seorang mahasiswa saya berinisiatif untuk magang di sebuah SLB. itu saat saya masih semester 2. Ilmu saya masih belum banyak untuk bersentuhan langsung dengan penyandang disabilitas. Namun, keinginan saya untuk terlibat jauh untuk mengerti kebutuhan dan dunia mereka membuat saya berani mengambil peran sebagai shadow.

Saat itu saya berbincang dengan para orang tua murid yang sedang duduk di bangku bangku tunggu sekolah. Mereka bercerita pengalaman mengapa anak-anak mereka menjadi seperti itu. Ada yang karena faktor bawaan lahir, asupan gizi dari ibu yang mengandung, ada yang karena kejang saat imunisasi (well ini menurut penuturan mereka ya. Bukan berarti setiap kali anak kejang saat imunisasi pertama akan berakibat kecacatan), ada yang karena jatuh dari sepeda, atau karena jatuh-jatuh yang lain saat masih bayi, lalu terkena saraf ataupun tulang dan penanganannya yang kurang tepat seperti dipijat misalnya. Pemijatan yang salah bisa mengenai saraf motorik ataupun saraf pada area broca yang pada akhirnya mengganggu proses penerimaan bahasa dan bicaranya. Bahkan ada juga yang karena sehabis suntik dari perawat yang sedang praktik, dan terjadi salah suntik.
Beruntung di tempat tinggal saya, ada satu SLB Negeri di salah satu kecamatan. Sehingga mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya dan sekolah juga menyediakan fasilitas asrama bagi anak yang rumahnya sangat jauh, di desa-desa lain yang tak terjangkau. Setiap Sabtu dan Minggu mereka yang masih memiliki orang tua dan keluarga datang menjemput mereka. 

Mendengarkan cerita pengalaman dan keluhan orang tua yang kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah. adalah salah satu bentuk peran yang saya bisa lakukan untuk mereka. Setidaknya membuka wawasan saya tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan bukan hanya dari teori di buku saja.

Selanjutnya, di semester-semester berikutnya saya mencoba magang di sebuah Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Sebagai seorang pendamping untuk anak-anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) saya memberikan edukasi bukan hanya wawasan, tapi juga healing psikologis dan juga ketrampilan prakarya (padahal saya sendiri juga tak begitu terampil).

Hal yang mengejutkan saya adalah, saya hanya berbagi bahan dan cara membuat sesuatu namun dalam pelaksanaannya mereka bisa lebih jago dan lebih terampil dalam membuat sesuatu. Waktu itu kami sama-sama membuat miniatur Kapal Laut yang terbuat dari koran-koran bekas. Menyenangkan bisa berbagi tawa dan cerita bersama mereka. Mereka yang berada di sel anak ini berusia dari 13 tahun sampai 17 tahun. Kasus-kasus yang menimpa mereka adalah kasus privat yang dipidanakan sebenarnya. Mereka ada yang pelaku drag bike, yaitu balapan liar sepanjang 100 meter. Ada juga yang tersandung kasus membawa lari pacar 1x24 jam. Ada yang karena berhubungan intim dengan pacarnya di rumahnya sang pacar. Ada yang karena dilaporkan pacarnya sendiri telah berbuat mesum. Well, anak-anak yang berada di sel ini kebetulan laki-laki semua. Dan jika ditarik garis lurus penyebab mereka adalah karena salah pergaulan. Mereka cukup jera saat masuk di penjara. Mereka kehilangan keluarga mereka, kehilangan teman-teman mereka, dan harus berteman dengan sesama narapidana dan dinginnya dinding penjara. Ada bahkan yang tidak akan memikirkan perempuan selamanya, karena trauma dengan perlakuan perempuan yang sudah mengkhianatinya dengan memasukkannya ke dalam penjara padahal si perempuan juga mau 'digituin' katanya. 

Memberikan edukasi tentang pergaulan, cinta dan seksualitas juga menjadi penting yang bisa dilakukan untuk anak-anak yang mulai beranjak remaja ini. Supaya tidak jatuh dalam lubang gelap yang sangat dalam. Melihat masa depan mereka masih sangat panjang dan banyak hal positif yang dapat dilakukan mereka denga cara yang lebih positif sehingga mereka bisa menemukan arti dan makna hidup yang lebih baik.

Dua hal di atas adalah contoh-contoh sederhana yang tak memerlukan dana. Hanya memerlukan empati dan kemauan tulus. Mungkin ceritamu juga bisa lebih hebat daripada yang bisa saya ceritakan. Silahkan di share di kolom komen.

Pengabdi masyarakat adalah kita yang bekerja untuk masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari usia belia hingga yang dewasa dan lanjut usia. Pengabdi masyarakat adalah mereka yang menggunakan semua tenaga, ilmu, pengetahuannya, dan segenap hatinya untuk saling memerhatikan satu sama lain demi kehidupan yang lebih baik. Are you? Apakah kamu orangnya?

Comments

Popular posts from this blog

CARA SKORING TES PSIKOLOGI VSMS

Laporan dan Deskripsi Observasi VSMS

Analisis Film menurut Teori Psikologi Sosial