Terjebak di Pulau Kesepian, What should i do?
Ada sebuah cerita tentang seorang pria lajang, sebut saja Herry. Ia cukup tampan dan menarik. Ia adalah seorang pianis yang jenius, tetapi ia tak memiliki teman. Setiap hari, Herry menghabiskan waktu berjam-jam bersama pianonya, tanpa mau diganggu oleh siapapun. Herry lebih suka menyendiri di kamar. Jika Herry sedih atau marah karena sering dilecehkan, ia akan mencurahkan emosinya dengan memainkan piano kesayangannya. Setelah itu, perasaaannnya menjadi lebih tenang dan seolah-olah masalahnya selesai. Ia tidak terbiasa membagi perasaaanya dengan orang lain, termasuk dengan orang tuanya sendiri. Ia malu, dan tidak percaya diri jika harus bergaul dengan banyak orang.
Pernahkah kita mengalami hal yang sama dengan yang Herry alami? Mungkin ceritanya berbeda dalam beberapa konteks, namun perasaan yang muncul adalah kesepian. Terkadang kita bisa merasa terbuang, bahkan di tengah keramaian kita merasa sendiri. Meskipun kita melakukan kesibukan dan kegiatan sehari-hari secara normal, kita dapat merasa terpisah dari dunia yang kita jalani. Pada saat itu kita sadar, bahwa sebenarnya kita sedang berjalan-jalan melewati sebuah pulau. Pulau kesepian kita.
Kepopuleran gaya hidup indivdualis dan prinsip kemandirian membuat perasaan sepi berkembang biak. Berapa banyak dari kita yang berusaha memecah ruang sepi, namun berakhir gagal? Bahkan ada anekdot yang berkata “seringkali kita menyalakan televisi, bukan karena kita ingin menontonnya. Namun hanya supaya rumah jadi ramai”. Lambat laun, kita terkungkung dalam perasaan sunyi dan kalut di dalam batin, bahkan dengan sembunyi-sembunyi kita menjerit dalam hati “Tuhan ... aku kesepian” dan akhirnya kita berusaha keluar dari pulau itu.
Namun sudah tahukah kita, sebenarnya kita sedang mengalami sepi jenis apa? dan hal-hal apa yang biasanya kita lakukan? Ternyata jenis kesepian ada tiga macam, tergantung kadar sepinya yaitu:
Sementara.: Jenis ini berlangsung sebentar, contohnya perasaan sepi karena di rumah tidak ada orang, ditinggal ayah dan ibu ke luar kota, sehingga cara untuk mengusir rasa sepi yang sementara ini dengan cara mencari hiburan sesaat. Seperti menyalakan televisi, radio, atau menonton film.
Situasional. Jenis yang kedua ini muncul dalam situasi-situasi tertentu seperti putus cinta yang akhirnya menimbulkan rasa sepi karena tidak ada yang menghubungi lagi. Atau saat pindah rumah di tempat yang baru, dimana tidak lagi mempunyai teman bermain. Cara seseorang menghadapi kesepian yang situasional seperti ini bisa saja bersikap ofensif dan defensif. Ofensif yaitu ia akan mencari banyak cara yang penting tidak ‘sepi’ contohnya dengan mencari gebetan baru, pendekatan sana-sini, cari teman nongkrong sana-sini, SKSD (sok kenal sok dekat- red). Bersikap defensif yaitu ia menerima perasaan sepinya, namun cenderung merutuki kesepiannya. Misalnya dengan menulis puisi-puisi yang menyiratkan kesepian, dan galau. Atau curhat di media sosial untuk memberitahu orang lain tentang perasaannya
Kronis. Jenis ketiga ini berlangsung lama dan sulit dihilangkan. Biasanya dipicu oleh pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, dan hubungan emosional yang buruk antara seseorang dengan keluarganya, misalnya karena anak tunggal dan introvert, atau pengalaman diejek sehingga membuat seseorang malu, menunduk dan susah berkomunikasi dengan lawan bicara. Sehingga pengalaman masa lalu yang lebih menguasai diri seseorang menimbulkan keterasingan dalam dunianya sendiri. Biasanya seseorang dengan kesepian akut cenderung mengatasi permasalahan dan perasaannya seorang diri dengan larut melakukan hobby yang ia gemari, sekalipun itu merupakan suatu hal yang ‘aneh’ menurut orang lain. Dan akhirnya tidak peduli lagi dengan lingkungan sosialnya. Ia akan merasa tidak berhak ikut campur urusan orang lain, dan orang lain tidak berhak ikut campur atas hidupnya. Eits, sulit dihilangkan bukan berarti tidak bisa, lho ya!
Nah, setelah di cek dan dievaluasi, apa cara terbaik yang seharusnya kita lakukan? Cara terbaik ketika kesepian jenis apapun melanda adalah dengan bersujud dan bercerita kepada Tuhan yang bisa memberikan penghiburan sejati. Cara tambahan yang lain adalah dengan menjalin hubungan emosional yang baik dengan keluarga, memulihkan hubungan emosional dapat dilakukan dengan saling memohon maaf dan memaafkan kesalahan orang lain, lho. Kemudian memaafkan dan memaklumi diri sendiri, hal ini agar kita tidak mengasihani diri sendiri atas apa terjadi. Cobalah menjalin relasi yang bermakna dan bergabung dengan komunitas yang memiliki sense of belonging yang sehat di antara setiap anggota kelompok, sehingga tercipta supporting system yang dapat saling menguatkan dan membantu satu sama lain. Atau jika kesepianmu sudah melewati kronis, dan membutuhkan bantuan ahli, cobalah berkonsultasi dengan pemimpin rohani atau psikolog yang dipercaya. Yakinlah, tidak ada perasaan dan permasalahan yang terlalu sepele untuk ditangani dengan cepat dan dengan baik.
Comments
Post a Comment